Lihat ke Halaman Asli

Amidi

TERVERIFIKASI

bidang Ekonomi

Kini Bank Terancam Tutup Kembali!

Diperbarui: 26 Mei 2024   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- Freepik

Oleh Amidi

Kini dunia perbankan kembali terancam, setelah tutupnya ratusan kantor bank dan akan ada lagi penutupan kantor bank di negeri ini. Masa sulit yang dihadapi industri perbankan pada saat krisis moneter yang menjelma menjadi krisis ekonomi tahun 1998 lalu, akan terulang kembali bila pengelola bank tidak sigap menghadapi kondisi moneter akhir-akhir ini.

Berdasarkan data OJK awal Februari 2024, jumlah kantor bank menyusut sekitar 294 atau 3% secara tahunan (yoy) menjadi 24.268 kantor. Pada Februari 2024 lalu Bank BUMN menutup sebanyak 483 kantor dan bank swasta sebanyak 411 kantor (lihat kompas.com, 10 Mei 2024)

CNBCIndonesia, 13 Mei 2024, memberitakan bahwa OJK sedang melakukan "pembersihan" terhadap Bank Perkereditan Rakyar (BPR) atau BPR Syariah (BPRS) dalam penguatan. Pada Maret 2024, BPR di Indonesia sebanyak 1.566 bank, menyusut 57 bank dari Desember yang tercatat masih sebanyak 1.623 BPR.

Kedepan akan ada lagi penutupan BPR dan BPRS tersebut, OJK menyampaikan akan ada sekitar 20 BPR lagi yang tutup tahun ini (fInance.detik.com, 22 Maret 2024)

Mengapa Tutup?

Kasus penutupan kantor bank, memang bukan hanya terjadi di negeri ini, di negara maju pun demikian, seperti beberapa waktu lalu, pemerintah Amerika Serikat telah menutup tiga bank yakni Silicon Valley Bank, Silvatage Bank, dan Signature Bank.

Disinyalir dalam RM.id, 14 Maret 2023 bahwa penutupan tiga bank ini merupakan peristiwa kebangkrutan terbesar industri keuangan sejak krisis besar tahun 2007-2008 yang lalu. Kemudian ambruknya tiga bank tersebut menimbulkan ketakutan akan risiko merembet ke sektor dan negara lain sehingga menimbulkan stabilitas sistem keuangan global.

CNBCIndonesia, 10 Mei 2024, memberitakan bahwa UBS, raksasa bank asal Swiss akan melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya secara global pada tahun ini. Kondisi ini lama-kelamaan akan berimbas pada penutupan bank tersebut, bila tidak disikapi dengan baik.

Penutupan bank tersebut dikarenakan memburuknya neraca keuangan dan tidak mampunya bank-bank tersebut memenuhi kewajibannya pada saat deposan melakukan penarikan dana secara besar-besaran (rush money).

Hal ini sudah dimulai sejak krisis ekonomi melanda negeri ini tahun 1998 lalu, ditambah lagi krisis ekonomi melanda dunia akhir-akhir ini. Dengan adanya krisis ekonomi tersebut, banyak bank yang tutup. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline