Tidak Semua Tatanan Kehidupan Ini Harus Berorientasi Pada "Cuan" Termasuk Dalam Memenangkan Calon!
oleh Amidi
Dalam hidup dan kehidupan ini, sepertinya uang atau "cuan" sering menjadi perdebatan yang sengit, ada yang berpendapat cuan adalah segalanya, ada yang menggatakan cuan tidak dapat digunakan untuk membeli kebahagiaan, dan berbagai ragam pendapat atau pandangan lainnya.
Sampai-sampai ada istilah "time is money". Dalam wikipedia (Inggris) dijelaskan bahwa time is money adalah pepatah yang diklaim berasal dari "Advice to a Young Tradesman", sebuah esai oleh Benjamin Franklin yang muncul dalam buka George Fisher tahun 1748, The Americam Instructor or Young Mari's Best Companion, dimana Franklin menulis, "Ingatlah bahwa waktu adalah uang".
Kemudian tidak sedikit pula pada suatu daerah yang juga mempunyai idiom tentang cuan tersebut, ada yang mengaitkannya dengan dunia kasih sayang, seperti; "ada uang abang sayang, tidak uang abang melayang", "ada uang ada wanita, tidak ada uang tidak ada wanita", maksudnya ada uang baru bisa mendekati wanita (bahasa anak muda : pacaran) tidak ada uang tidak bisa mendekati wanita (bahasa anak muda : belum bisa/jangan dulu pacaran). Masih banyak lagi, istilah-istilah tentang cuan dalam hidup dan kehidupan ini.
Weplus.id, mensinyalir bahwa uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang" adalah kalimat yang tidak asing, tidak mustahil dan realistis. Untuk mencapai kabahagiaan sejati, bukan uang yang menjadi tolok ukurnya. Akan tetapi segala sesuatu yang dibutuhkan bahkan diimpikan perlu uang untuk menukarnya.
Depositobpr.id, secara umum, mengungkap bahwa uang adalah segalanya, karena jika memilikinya, kita bisa mendapatkan apapun yang dibutuhkan mulai dari keamanan, kebebasan, kesehatan (sampai batas tertentu) dan bahkan kebahagiaan. Jika Anda menginingkan hal-hal itu, uang adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkannya.
Tidak Semua Bisa Diukur Dengan Cuan.
Bila dicermati, pandangan atau istilah/idiom yang muncul disekitar masalah cuan tersebut, memang tidak sepenuhnya benar. Terlepas dari pandangan atau istilah/idiom tentang cuan tersebut, yang jelas uang memang harus dicari atau didapatkan untuk memenuhi kebutuhan dengan segala macam/ragam-nya.
Tulisan ini menyoroti persoalan uang yang dikaitkan dengan pemilu, khususnya pihak yang berkepentingan dengan calon yang akan dimenagkannya atau calon yang dijagokan-nya agar menang/terpilih.
Dalam pemilu ini ada beberapa pihak, yang beranggapan atau berasumsi, bila calon yang menurut mereka apabila menang/terpilih, dapat mendukung atau menguatkan aktivitas-nya, dapat mensukseskan kegiatan bisnis-nya atau mem-back-up aktivitas bisnis-nya, dapat menggaetnya menjadi ini dan itu, dan seterusnya. Itu semua mereka lakukan tanpa mempertimbangakan aspek rasionalitas dalam memilih, yang ada hanya aspek irrasionalitas semata.