Lihat ke Halaman Asli

Amidi

TERVERIFIKASI

bidang Ekonomi

Mengapa Anak Negeri Ini Terjerembab ke Dalam Fenomena Makan Tabungan?

Diperbarui: 26 Desember 2023   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Amidi

Saya tergelitik dan sekaligus terdorong untuk menulis persoalan makan tabungan  yang diberitakan dibeberapa media, khususnya  dua pekan ini.

Fenomena anak negeri ini makan tabungan tersebut, sebenanya bukan hal baru, selama masa pandemi dan bahkan sampai saat ini fenomena ini masih menghiasi belantika kehidupan anak negeri ini.

Betapa tidak?, dengan adanya pandemi hampir dua tahun melanda negeri ini, tatanan perekonomian sempat porak poranda, unit usaha tidak sedikit yang colaps, karena daya beli (purchasing power)  turun bahkan nyaris  tidak ada yang memebeli, terjadi PHK dimana-mana, angka pengangguran terus meningkat, ditambah sulitnya tamatan sekolah/Perguruan Tinggi memperoleh pekerjaan formal.

 

Wajar, kalau anak negeri ini terjerembab ke dalam jurang makan tabungan,  untuk menutupi kebuhutan pokok dan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi tersebut, mereka terpaksa mengambil/menggunakan/menguras/menggerus tabungan-nya.

Menurut hemat saya, sebenarnya  fenomena  makan tabungan ini tidak hanya melanda masyarakat yang berpenghasilan rendah saja, tetapi masyarakat yang tergolong ke dalam kelas ekonomi menengah pun sudah mulai terimbas juga.  Bila disimak dan ditelaah lebih jauh lagi, bukan tidak mungkin fenomena makan tabungan ini sudah merambah keberbagi penjuru di negeri ini.

Ferry Sandi dalam  cnbcIndonesia.com, 19 Desember 2023, mensinyalir bahwa pedagang pasar tanah abang juga  mengalami fenomena makan tabungan. Meski mereka berjualan di pasar tekstil besar, namun  banyak pedagang yang mulai kehabisan modal harus menggerus tabungannya dan tidak sedikit yang menyerah serta pulang kampung.

Arrijal Rachman memberitakan bahwa dalam menanggapi fenomena masyarakat makan tabungan,  pihak Bank Indoensia (BI)  mengakui memang tabungan nasabah di bank kian menciut. Pihak BI mengungkapkan penyebab tabungan nasabah atau dana pihak ke tiga  di perbankan  yang kini makin susut pertumbuhannya. Pada bulan November 2023 hanya tumbuh 3.04 persen yoy jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan November 2022 yang tumbuh 8,78 persen. (cnbcIndonesia.com, 21 Desember 2023)

Kemudian fenomena makan tabungan ini diperkirakan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Hal ini disampaikan juga oleh   Ekonom Universitas  Indonesia Ninasapti Triaswati  belum lama ini  bahwa fenomena  masyarakat makan tabungan demi mencukupi kebutuhan hidup  bakal berlanjut di tahun 2024, terutama dialami masyarakat berpengasilan rendah  dan masyarakat yang terkena dampak pandemi. (cnbcIndonesia.com, 21 Desember 2023)

Mengapa Demikan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline