Oleh Amidi
Dalam semua agama yang diakui di negeri ini, pada dasarnya semua pemeluknya menjunjung tinggi dan mengedepankan faktor kejujuran. Namun, dalam kenyataannya, fakor kejujuran ini sepertinya sulit untuk direalisasikan, terutama dalam melakoni aktivitas bisnis.
Mengapa faktor kejujuran sepertinya sulit untuk diterapkan oleh pelaku bisnis dalam melakoni aktivtas bisnis-nya?. Tulisan sederhana ini mencoba untuk menyoroti persoalan yang satu ini.
Dalam agama Islam, dalil kejujuran tertuang dalam Surat Al-Ahzab ayat 70, Allah berfriamn yang artinya; Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (jujur). Dari sini diketahui bahwa hikmah jujur adalah orang yang beriman kepada Allah SWT yang barang tentu berkeperibadian jujur.
Ditambah lagi tauladan umat kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad mempunyai sifat sidik, artinya orang yang jujur. Anak negeri ini yang mayoritas selaku umat Nabi Muhammad tersebut selayaknyalah mengikuti sifat yang terpatri pada Nabi Muhammad tersebut.
Dalam agama kristen, kejujuran dalam alkitab adalah melakukan sesuatu dengan sebuah motivasi yang benar dan tulus serta melakukan suatu perkara yang benar dan harus dilakukan (ojs.sttjaffray.ac.id)
Dalam agama budha kita kenal dengan cinta kasih landasan utama moral Dharma Budha Gautama. Inti ajaran Budha menjelaskan bahwa hidup adalah untuk menderita. Jika nang dunia ini tidak ada penderitaan, maka Buddha pun tidak akan menjelma nang dunia. Semua hal sing terjadi pada manusia merupakan wujud dari penderitaan itu sendiri. (wikipedia.org)
Dari landasan kejujuran tersebut, jelas bahwa dalam agama yang ada, semua mendasari aktivitas hidup dan kehidupannya dengan aspek kejujuran. Dalam agama Islam ketaqwaan harus mencerminkan kejujuran, dalam agama kristen kejujuran diterjemahkan dalam motivasi yang benar dan tulus dalam suatu perkara. Dalam agama budha bahwa hidup untuk menderita, tidak boleh menyusahkan dan menipu orang lain untuk bersenang-senang.
Begitu indahnya, jika aspek kejujuran ini ditegakkan dan dijunjung tinggi, terutama oleh pelaku bisnis dalam menjalankan aktivtas bisnis-nya. Dari landasan di atas pula, secera sederhana dapat dikatakan bahwa aspek kejujuran dalam menjalankan bisnis sebenarnya tidak sulit.
Etika bisnis Tidak Boleh Berbohong.
Terlepas dari ajaran agama pun, dalam etika bisnis sudah jelas bahwa pelaku bisnis tidak boleh berbohong, tidak boleh menipu, tidak boleh curang, tidak boleh menyusahkan konsumen, begitu juga konsumen pun harus jujur pula dan setersunya.