Sebagaimana telah saya sampaikan dalam kompasiana.com, 15 Pebruari 2023 lalu bahwa pelaku usaha yang bergerak dalam pasar monopoli dan oligopoli sepertinya sulit untuk dilawan, yang ada kita kalah, kita harus menyesuaikan diri, dan sebaiknya kita jadikan kawan dengan bermitra (kerjasama), baik kita selaku pelaku usaha maupun kita selaku konsumen.
Kini kondisi di atas relevan dengan pelaku usaha yang belum kuat yang menghadapi pelaku usaha yang kuat. Pelaku usaha yang belum kuat, sebelum pandemi pun sudah ada yang colaps (tutup). Misalnya saja di Palembang, ada unit usaha ritel modern yang nimbrung dalam kancah pe-ritel-an modern, eh menghilang alias tutup. Salah satunya, 212 Mart dan beberapa merek Mart atau Supermarket lainnya dan termasuklah toko ritel yang ada.
Jika kita cermati mengapa fenomena ini terjadi?. Jawabnya, antara lain karena mereka harus menghadapi suatu kondisi "Maju Kena Mundur Kena". Misalnya saja ritel modern 212 Mart, Supermarket dan atau toko ritel yang belum kuat tersebut, pada kenyataannya mereka sangat tergantung dengagn pedagang besar (distributor) yang menjual barangnya untuk dijual kembali (grosir), lagi pula mereka harus bersaing dengan ritel modern yang kuat, seperti Indomaret, Alfamart, Super Indo, dan ritel modern yang kuat yang ada dilokasi sekitar tempat usaha mereka.
Jika kita runut, ritel modern yang kuat dan sudah tak asing lagi bagi anak negeri ini dan sudah eksis tersebut, memiliki jaringan yang saling melengkapi dan saling mendukung. Misalnya Indogrosir yang merupakan supermarket dari PT. Inti Cakrawala, sedangkan Indomaret merupakan mini market dari PT. Indomarco Prismatama.
Indomaret group memiliki 10 sektor bisnis yakni, Retail (Indomaret, Omi, Ceria Mart), Grocery (Indogrosir), IT Consultant (AGCI), Food and Baverages (Yummu Choice, Point Cafe), Shopping Plaza (BSD Plaza), Bakery (Mr. Donut, Mr. Bread, Prime Bread), Japenese Restorant (Washoku Sato), E-Wallet (I-Saku), E-Commerce (Kilk Indomaret) dan Ekspedisi (Indo Paket). Lebih lengkap lihat dalam Ecc.co,id)
Indomaret dibawah naungan anak perusahaan PT Indomarco Prismatama, Indogrosir sendiri memiliki visi menjadi jalur distribusi guna melahirkan dan mengembangkan para wirausaha di bidang ritel dengan moto "mitra usaha terpercaya"
Indomaret dan Super Indo merupakan pusat perbelanjaan yang sudah memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Adapun keduanya sama-sama milik Salim Group yang didirikan Sudono Salim (detikfinane, 26 Agustus 2022). Begitu juga Alfamart yang dimiliki oleh Djoko Susanto tersebut (detikfinance, 25 September 2022). Alfamart yang gerai-nya selalu berdekatan dengan Indomaret tersebut merupakan ritel modern yang kuat yang menjadi pesaing ritel modern, supermarket dan toko yang dimiliki anak negeri ini.
Dengan demikian, maka dari sisi pasokan saja pelaku usaha yang belum kuat tersebut sangat tergantung dengan mereka, belum lagi dari persoalan harga, jelas harga barang yang mereka jual bisa lebih rendah dibandingkan dengan harga jual pelaku usaha ritel modern, supermarket, dan toko milik anak negeri ini.
Jika pelaku usaha yang belum kuat tersebut mau "maju/melangakh kedepan" dalam artian mau melakukan "perang harga" saja, jelas akan kalah, jika pelaku usaha belum kuat tersebut akan mundur atau exit dari pasar, justru akan menguntungkan pihak mereka, karena pangsa pasar mereka bertambah banyak, akibat kita mundur.
Stop Maju Kena Mundur Kena.
Apa yang harus kita lakukan untuk tidak kena jebakan "maju kena mundur kena", setidaknya ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan.