Lihat ke Halaman Asli

ami ami

tidak ada

Cerita Mahasiswi X Skripsi

Diperbarui: 12 November 2023   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Memasuki bulan November, kini aku semakin terpuruk. Saat ini aku memasuki semester 9. Yahhh......sudah menjadi mahasiswa sepuh kalah dibilang. Aku sangat sedih. Aku memiliki espektasi dan target untuk selesai di semsester 9 ini. Namun, semuanya sirna. Aku belum sempro, proposalku pun terus direvisi. 

Aku sebenarnya gak masalah direvisi, namun masalahnya ada pada bimbingan. Ya, bimbingan yang dimulai dari bulan agustus hingga november adalah hanya sebanyak 6 kali pertemuan dan untuk WA hampir tidak ada bimbingan. Untuk bimbingan online atau via WA, aku hanya mendapati beberapa kali keluhan yang sama yakni SPOK. Apa karena itu yah aku jadi gak cepat sempro? 

Atau karena SPOK aku jadi jarang bimbingan? Apakah dosennya bosan ya dengan saya karena masalah itu? Atau karena dosennya sibuk? Aku rasa semua itu benar dan menjadi satu, sehingga dosen merasa muak melihatku. Itulah yang aku pikirkan tentang aku yang kini belum juga selesai. 

Aku malu dan iri dengan teman-teman yang sudah wisuda dan sempro serta sidang di semester ini. Kata temenku gapapa kalau tidak sempurna asalkan kamu mau maju dan jalani pasti bisa kok. Itu adalah kata-kata motivasiku saat di bulan agustus. Namun kini aku merasa begitu sengsara menanggung rasa malu, iri, tertekan dari keluarga, teman bahkan orang-orang yang memusuhiku. Dalam benakku mereka menertawakanku, menggosipiku, merendahkanku, bahkan aku merasa orang yang aku cintai juga mencela dan menghina aku. 

Aku di sini sudah berusaha sebisaku, aku mencoba meminta waktu bimbingan namun terkadang WA ku tidak dibalas dosen bahkan tidak dibaca. Jika dibalas pun itu hanya " terima kasih, mbak" dan selesai, tidak ada pemeriksaan lebih lanjut terhadap proposalku. Aku tidak menyalahkan dosen, aku paham mereka sibuk karena harus mengurus diri mereka sebagai dose dan juga keluarga mereka, namun bagaimana dengan mahasiswa/i mu? Apakah kami akan ditelantarkan seperti ini? Aku kasihan pada orang tuaku yang membiayaiku jika aku harus melanjutkan disemester depan dengan proposal yang belum di ACC dan belum sempro. Aku sedih....karena natal aku tidak bisa pulang, hal ini dikarenakan aku belum menyelesaikan sempro dan sidang. 

Sungguh...aku muak..aku sudah menangis terlalu lama. Aku selalu minta kepada Tuhan untuk membawaku saja, aku sudah terlalu lelah dengan beban pikiranku, kepura-puraan untuk selalu baik saja, berpura-pura tidak mendengar cibiran orang, merasa tertekan denga  tuntutan harus cepat selesai namun nyatanya tidak, memikirkan bagaimana harapan mereka kepadaku namun akhirnya kecewa. Semua itu menjadi beban bagiku....

Aku merasa tidak berguna dan bodoh...Aku merasa sangat tertuduh bahwa aku kalah dan aku terlambat. APalagi yang bisa aku lakukan? Semangatu kini telah sirna, apakah aku bisa melanjutkan skipsiku dan mendengar revisi dan desakan ortu untuk segera selesai? AKu lelah...aku ingin pulang dihari natal untuk melepas lelah namun sekali lagi aku tidak bisa pulang dan tidak diijinkan pulang sebelum selesai. Aku berpikir...ohhh mungkin ini yang menyebabkan anak kuliah bunuh diri?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline