Hujan lebat mengguyur belum berhenti sedari pagi. Warga desa khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai pasti resah, khawatir terjadi banjir. Seperti yang terjadi pada Mei-2020 lalu yang merendam sekitar 40 rumah.
Banjir yang merendam dusun Jagabaya Pekon (Desa) Sinar Banten Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus adalah musibah yang sering terjadi jika hujan turun dengan lebat. Saat itu ada 39 rumah yang terendam setinggi mata kaki orang dewasa, tidak ada korban jiwa dalam musibah itu tapi kerugian material diperkirakan puluhan juta.
Banjir tersebut diakibatkan, selain aliran anak Sungai Way Tuba yang perlu di normalisasi atau meninggikan Talut Penahan Air juga disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Pengelolaan sampah memang masih jadi kendala karena belum ada tempat pembuangan sampah akhir, warga juga bingung mau buang sampah kemana.
Terkenang saat kecil dulu bermain, mandi dan mencuci di airnya yang jernih berpasir hitam berkilau sembari menunggu buah asam jatuh, melepas perahu kertas yang berayun-ayun meliuk mengikuti arus. Atau naik batang pisang berhanyut-hanyutan mengikuti aliran sungai. Sungai adalah wahana bermain air yang hebat bagi kami. Belajar berenang pun disana.
Saat itu sungainya masih lebar dan dalam. Beberapa titik ada yang kedalamannya melebihi dada orang dewasa. Di pinggiran sungai masih banyak pohon buah-buahan, batu-batu, tempat kami menggelar bekal makanan seperti sedang piknik.
Tapi sekarang lebarnya tinggal separuh dan sangat dangkal. Belum lagi sampah plastik dimana-mana. Airnya hitam, berlumpur dan bau. Penampakannya sudah macam got saja kalau musim panas.
Penyempitan aliran sungai ini disebabkan oleh pembangunan rumah penduduk yang memakan sebagian badan sungai. Bahkan ada satu titik yang bagian atas sungai di tutup beton jadi halaman rumah sehingga saat hujan lebat air sungai meluap sampah tersangkut di bawah beton halaman itu. Akibatnya air meleber sampai ke jalan dan mengganggu lalu lintas warga.