Lihat ke Halaman Asli

Heri, Anak Jalanan yang Bercita-Cita jadi Relawan

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13477784471627363979

Banyak pelajaran berharga yang aku dapat dari kampus kolong. Aku berkenalan dengan Heri, bocah yang bikin aku terharu dan malu. Usianya mungkin baru delapan, tapi pemikirannya sudah jauh ke depan. Cita-citanya bukan menjadi orang kaya, Ia hanya ingin menjadi relawan untuk anak-anak jalanan. Menjadi seorang kepala di sekolah gratis khusus anak jalanan. Ia rela berhenti sekolah demi menjaga adiknya, yang kala itu menjadi korban kekerasan ayah kandungnya. Ibunya seorang pengemis jalanan, adik-adiknya berkeliaran di jalan. dan Herry tetap belajar dengan riang. Siapa anak Bandung yang tak suka viking, waktu itu aku iseng berkata :

" Pilih viking atau the jack?" "Viking dong" "Pilih viking atau Islam?" Mantapnya dia bilang "ISLAM"

Aku sangat mengagumi Heri, kaki-kakinya mampu berlari tanpa alas, kotor, hitam, dan penuh perjuangan. Hidupnya di jalanan, tidurnya di kolong jembatan. Semangatnya penuh keikhlasan. luar biasa !!! *** Terakhir bertemu dengan Heri yaitu ketika bulan Ramadhan, aku dan teman-teman himpunan berbuka puasa di sana. Ada lagi yang bikin aku tertunduk malu. Selepas adzan magrib aku dan teman-teman masih asik bergurau . Tanpa segan Heri menegur kami,

"ka ka ayooo" (sambil mengangkat tangan kemudian meletakannya di atas perut)

bukan... bukan makan maksudnya .. Ia mengajak kami untuk segera melaksanakan Sholat . hebat bukan? Mahasiswa mana yang tidak tahu arti integritas, dan dimana ada mahasiswa yang benar-benar berintegritas? Ada juga Heri di kampus kolong.Ketika kami makan bersama, aku kasihan melihat Herry tersiksa makan sambal, spontan aku beri dia air minum, dengan tegas ia menjawab "ga mau itu punya orang, bukan punya Heri" . ternyata air minum itu milik temannya, dan Heri memilih untuk tidak minum daripada harus mengambil milik teman tanpa izin sebelumnya. Ia tahu, minum kita dijatah, satu orang satu gelas, beruntung temanku membawa air lebih . dan akhirnya ia mau minum ^^ Dan yang tidak pernah aku lupakan di kampus kolong adalah pemandangan malamnya, gelap-gelapan tanpa lampu, apalagi kalau hujan turun, ada air terjun disana. Airnya berwarna coklat, menyembur dari sela-sela jalan layang. inilah hiburan jalanan. ***

Waktu lebaran, aku ceritakan kisah Heri kepada Fariz, sepupuku yang nakal dan  tidak bisa diam. Fariz tampak antusias mendengarnya, ia banyak bertanya tentang kehidupan Heri dan anak-anak lainnya di kampus kolong. Ahhh seandainya aku bisa mengajak Fariz bemain kesana,atau membawa Herry ke rumah, tidak akan aku bedakan rasa dan adilku terhadapnya, sama seperti perlakuanku terhadap Fariz.

Aku yakin Hery akan menjadi orang besar,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline