Lihat ke Halaman Asli

Amhalogi

Tendik dan Freelancer

Mengadopsi Kebaikan

Diperbarui: 9 April 2024   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

musola Al-Falah Kp. Cibusung (dokpri)

Jamaahnya membeludak. Jangan tanya lagi bagaimana shaf sholatnya. Ruangannya full AC. Uang infaq tiap jumatan biasa dapat 3 jutaan. Wifi gratisss. Kajiannya hampir tiap hari. Tiap Ramadhan, takjil dan makan buka puasa disediakan. Padahal masjidnya gak gede-gede amat. Rahasianya di mana? Tentu ada di manajemen pengurusnya.

Tiap hari jumat, ada sedekah nasi bungkus atau roti yang disediakan di meja. Selesai sholat jamaah boleh mengambilnya satu orang satu buah. Dan setiap hari minggu ada cek kesehatan gratis. Berobat juga gratis, dengan catatan obatnya terbatas. Kalau tidak ada obatnya, dibuatkan resep nanti kita tinggal cari ke apotek terdekat.

Sistem yang baik inilah, seharusnya bisa ditiru dan diaplikasikan di tempat tinggal kita. Supaya nanti ketularan dampak baiknya juga. Syukur-syukur banyak yang tercerahkan. Bisa jadi pioner di daerah kita itu keren... "Siapa yang menunjukan jalan kebaikan, maka baginya pahala sebanyak orang yang melakukannya..."

Sistem ini pasti bisa direalisasikan, jika kitanya mau dan sepakat untuk melakukan. Atau bila perlu, diadain study banding terlebih dulu ke tempatnya langsung. Nah, ini lebih baik, supaya tambah yakin untuk mengambilnya.

Masjid menjadi pusat perubahan. Pusat kemajuan baik spiritual dan keilmuan. Bukan hanya menjadi tempat sakral khusus sholat dan ngaji. Ada hal yang lain yang bisa dilakukan di masjid. Kembalikan fungsi masjid seperti zaman Rasulullah. Jika sudah demikian, pasti masyarakat akan maju.

Titik sentral yang paling penting ada di masjid. Tempat yang baik dipakai untuk kebaikan dan merencanakan sesuatu yang baik-baik pula. Jika semuanya dilakukan dengan cara yang baik diawali dari tempat yang baik insyaAllah endingnya juga akan baik. Sederhananya begitu.

Pendidikan dimulai dari masjid. Urusan masyarakat diselesaikan di masjid. Musyawarah di masjid. Semua di masjid. Urusan besar diselesaikan di dalam masjid. Jika semuanya dikaitkan dengan masjid, maka akan tumbuh kecintaan. Tidak heran lagi bila nanti ada para pemuda yang dihatinya selalu tertaut dengan masjid.

Oh iya, ada juga larang ketika di dalam masjid. Misalnya, jual beli membicarakan hal-hal buruk atau tentang kejahatan (merumuskan perbuatan jahat). Diluar itu, semuanya sah-sah saja dan boleh dilakukan. Tak lupa bahwa adab di dalam masjid juga perlu diperhatikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline