Lihat ke Halaman Asli

"The Stanford Prison Experiment", Film Eksperimen Psikologi yang Sadis

Diperbarui: 10 Desember 2018   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.amazon.com

Kalau kamu anak Psikologi, pasti tak asing dengan eksperimen penjara Stanford yang menjadi cikal bakal munculnya informed consent atau lembar persetujuan dalam Kode Etik Psikologi. Eksperimen psikologi sosial ini dimulai tahun 1971, yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh kekuatan seseorang terhadap orang lain. Profesor Philip Zimbardo adalah orang yang berisiniatif  untuk melakukan eksperimen ini.

Hebatnya lagi, setting eksperimen ini dilakukan ruang bawah tanah Universitas Standford, California yang disulap menjadi penjara. Hadiah 15$ per hari pun dijanjikan guna merekrut para mahasiswa yang bersedia menjadi partisipan penelitian ini. 

Eksperimen ini menuai kontra karena selain tanpa supervisi, peran partisipan sebagai sipir dan tahanan ditentukan secara random tanpa karakteristik atau metode tertentu. Selain itu, tidak adanya metodologi yang jelas dalam simulasi sipir dan penjara yang dilakukan pun mengakibatkan rendahnya kredibilitas dan ambigu-nya tujuan dilakukannya Standford Experiment ini.

***

Sejak awal diputar, setting tahun 70'an terasa sangat kuat ditampilkan dalam film ini. Atmosfer mencekam khasnya film thriller pun muncul dalam bentuk suara-suara denting jam dan nada berat di setiap adegan penyiksaan yang dilakukan. Bagaimana manusia dapat menjadi mahluk yang paling berbahaya bagi sesamanya digambarkan dengan baik di setiap scene nya. 

Manusia, muncul dalam bentuk yang paling primitif dalam film ini, menunjukkan bahwa penguasa memiliki hak yang lebih besar untuk menginjak-injak martabat dan harga diri orang lain.

Terus meningkatnya adegan tidak manusiawi yang muncul selama eksperimen dilakukan tentu akan membuat Anda bergidik ngilu, sedih dan juga teriris. "Bagaimana mungkin seseorang tega melakukan hal tersebut pada sesamanya?" adalah pertanyaan yang terus muncul di kepala saya dari dimulainya eksperimen sampai eksperimen ini berakhir.

Tak heran jika pada kenyataannya, ada beberapa partisipan yang berperan sebagai tahanan mengalami tekanan mental sampai gangguan jiwa berat. Tekanan psikologis, siksaan, pelecehan dan perlakuan tidak menyenangkan yang mereka terima selama menjadi tahanan bahkan nampaknya lebih berat daripada kehidupan di penjara sesungguhnya. 

Terinternalisasinya peran sipir pada partisipan pun menjadi catatan bagi diri kita sendiri bahwa penghayatan atau kecintaan kita terhadap sebuah jabatan, profesi, atau kekuasaan dapat mengubah manusia menjadi hewan buas yang tak kenal ampun pada korbannya.

Akhirnya, film layak ditonton bagi Anda yang ingin mengenal eksperimen psikologi lebih jauh. Film ini pun mampu memberi pandangan bagi Anda mengenai betapa berbahayanya kekuatan dan kekuasaan jika tidak dikelola dengan baik. Selamat menonton!

Tonton trailernya disini:





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline