Lihat ke Halaman Asli

Amel Widya

TERVERIFIKASI

PPNASN

Puisi | Kembang Dengus di Kaki Pagar

Diperbarui: 24 Februari 2020   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi


Sudah pagi. Matahari menghangatkan kelopak kembang. Halaman dan sisa-sisa embun menyisakan jejakmu. Di pintu, aku tidak ingin mengingatmu. Sebab pagi dan ingatan kepadamu bisa semakin melemahkan hatiku.

Kembang seperti jiwaku yang rapuh. Wanginya mengundang kumbang dan jari nakalmu. Tiba-tiba aku ingin melihat bagaimana kembang melukaimu, menancapkan duri dan batangnya ke jantungmu, biar kamu tahu rasanya disakiti.

Kupikir aku harus berani melakukan hal gila: berhenti menjadi kembang berahimu. Ingin kutusuk punggungmu dengan batang kembang yang kuruncingkan, sebelum matahari sempat mengantarmu melewati kaki pagar. Tetapi hatiku seperti kembang, tidak tahu cara menyakiti dan melukai.

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline