Lihat ke Halaman Asli

Amel Widya

TERVERIFIKASI

PPNASN

Puisi | Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya

Diperbarui: 29 Juni 2019   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: cheetovibez.com

Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya
--Kepada Okky Madasari

Ibu, aku ingin pulang ke rahimmu. Sekarang. Duniaku muram. Seperti selembar peta kusam. Aku tersesat, kehilangan hangat.

Bu, kulihat orang-orang bermata hujan. Menggelepar di tepi jalan. Di Senayan, wakil-wakil mereka tidur. Kekenyangan di ruang sidang.

Ibu, aku kehilangan mata cinta. Setiap hari air menetas di mataku. Menjadi dewasa adalah siasat menyenangi dusta. Aku tercekat, kehilangan sempat.

Bu, aku ingin mendengar lagi dongeng-dongeng cinta dan keadilan sambil memeluk lutut di rahimmu. Di duniaku, lelaki hanya peduli pada deru napas dan deras sperma. Aku terkerat, kehilangan hasrat.

Ibu, aku ingin pulang ke rahimmu. Hidup selamanya di sana. Memeluk hasrat, memeluk hangat. Atau mati sebelum benci merampas jiwa.

2013-2018

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline