Lihat ke Halaman Asli

Amel Widya

TERVERIFIKASI

PPNASN

Puisi | Aku Melarikan Diri dari Hantu Rindu dan Terjebak di Hutan Sendu

Diperbarui: 14 Mei 2019   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pngdownload.id

Di hutan rindu yang berbahaya, sembap, dan mengerikan, aku terjatuh ke lubang putus asa. Tak ada jejak pelukmu di punggungku. Tak ada bekas bibirmu di tengkukku. Tak ada getar napasmu di telingaku. Hanya gagap daun dan lembap cuaca.

Dari langit yang muram, satu-satunya lampu digantungkan Tuhan. Samar-samar bayangmu memanjang, begitu panjang, mengalahkan batang-batang pohon dan dahan-dahan gairahku. Tuhan sengaja menyeretku ke hutan rindu, menyesatkan aku di sini, dan sendu menghantu.

Aku tengah berlibur beberapa jenak: melupakan beban pekerjaan, meninggalkan riuh kemacetan, dan menjauh dari kertas-kertas neraca. Tetapi, tak satu pun sudut di hutan ini yang memampang wajahmu. Makin giat kudekatkan tubuhmu ke benakku, Tuhan makin gigih menjauhkanmu dari berahiku.

Aku termangu di hutan sendu. Tersesat merindumu.

Amel Widya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline