Lihat ke Halaman Asli

Lika-liku kehidupan

Diperbarui: 9 Februari 2021   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seperti hari hari biasa adzan subuh di kumandangkan,  pagi ini adalah pagi yang berat bagi andi dimana seperti hari hari biasanya yang selalu ia keluhkan, di hari ini memang filling naluri  hatinya sudah tidak enak,  dia selalu menghadapi pagi pagi nya dengan keputusan.
Dia bangkit kembali bersama keluh kesahnya. " Huuuuuuff kenapa hidup ku selalu begini". Krluhnga kepada diri nya.  Lalu dia lekas mandi lalu pergi ke masjid dalam keadaan udara yang sangat dingin,  sesampainya dia menyempatkan sholat qabliah subuh sebelum fardu jamaah nya.
Selesai berjamaah dia kembali ke rumah,  ibunya sudah bangun tetapi hari ini tidak memasak. 

" Loh buk, engga masak?  Tumben". Tanya nya heran tidak biasanya ibunya tidak memasak. "Ibu lagi ga ada uang ndi kemarin abis bayar uang rumah jadi sudah habis,  kamu hari ini engga sarapan dulu yaa,  kamu makannya pake uang tabungan kamu dlu, nanti ibu pinjam uang ke bibi kamu". Ibunya menjelaskan. Lalu andi menerimanya dengan ikhlas hati ia pun sadar uang tabungannya pun sudah habis dari kemarin kemarin jadi dia coba ikhlas saja.  " Iya buk ngga apa apa ko nanti ajh itu kita pikirin lagi". Jawab andi.

Kebetulan hari ini hari senin dan dia belum ada makan dan minum sejak subuh juga tidak ada makanan dan uang,  jadi dia niatkan puasa sunnah hari ini, dia  pun biasanya puasa sunnah, lalu  dia bersiap siap untuk pergi kesekolah,  awalnya dia sudah tak mau pergi ke sekolah karena malas,  tetapi dari pada di marahin,  pikirnya lagi pula hari ini sedang ada ulangan serentak jadi dia tak mau nilainya kosong.
Setelah semua sudah siap dia yakinkan untuk berangkat sekolah,  tak lupa dia memanaskan motor mesi kesayangan nya yang sudah bisa di katakan cukup tua. " Bu aku sekolah dulu ya". Pamitnya kepada ibunya.  " Iya ndi kamu hati hati". Jawab ibunya. "Iya bu (mencium tangan ibunya) ". Andi berangkat cukup pagi karena dia tidak mau mendapat masalah seperti kemarin yang dialami nya dia di hukum karena terlambat.

Dengan mantap dia memacu motornya dengan bissmillah. Jarak rumah ke sekolah nya sangat jauh jadi pejuangan menuntut ilmu pun sangat besar,  pertama ia lewati gang demi gang dari permukiman sampai di jalan raya, di tengah jalan pemandangan yang biasa sudah sering dilihat pohon pohon, bangunan bangunan,  bahkan debu dan panas pagi sudah menjadi temannya mengendarainya. Tak terasa berkendara sudah beberapa menit dan sudah sampai tengah kota,  kemacetan pun sudah tak mungkin terelakkan dia ingin mengejar waktu agar tidak terlambat ke sekolah salip kanan salip kiri pun dia lakukan

Dia lupa motornya cukup Tua dan malah memaksakan akhirnya motornya macet macet lalu dia curiga dan menepi di bawah bibir trotoar,  memeriksa semua yang biasanya bermasalah setelah dia rasa semuanya kembali normal lalu dia kembali mengengkolkan motor tuanya. 'Berrr.... Berrrr.... Brrr... ". Di engkol nya sekuat tenaga nya tetapi motornya tak kerap menyala sekilas langsung wajahnya berubah menjadi pucet membayangkan  motor nya mogok tak menyerah disitu dia tetep berusaha mengengkolnya sekuat tenaganya.

Sudah sangat lama dia mengengkol sampai sakit kakinya,  tetapi motor nya tak kerap menyala, " Huuuuuuuff,  ada apa sih dengan ku kenapa selalu sial". Keluhan kepada dirinya sendiri dia lupa Allah sedang memberinya cobaan, apalagi mogoknya di tengah kota,  tanpa uang, tanpa makanan di perutnya karena dia pun sedang puasa,  dia malah mengeluh terus karena motornya dia tak tau lagi harus bagaimana di situasi seperti ini dia tidak punya uang dia kelaparan di tengah kota dan tak kenal siapa siapa.  
Kalau aku pulang ke rumah pasti aku di omelin sama ibu lagian hari ada ulangan besok pasti aku di hukum lagi karena engga masuk hari ini". Dari pada berlama lama andi langsung bertekat pergi ke sekolah berjalan kaki dengan harapan gurunya akan berempati lalu dia dengan yakin meninggalkan motornya di tengah kota dia berlari kecil ke sekolah mengingat sedang puasa takut di hidrasi ringan.
Sedang mengejar waktu dengan berlari kecil saat itu pun ada genangan banyak di sampingnya, lalu tiba tiba ada kendaraan pick up melintas dengan sangat cepat dan melewat genangan itu. " Brassssssss". Basah sudah dia dengan air dari genangan itu yang di dicipratkan pick up tadi, keluh kesal kembali di lontarkan nya. "Apalagilah yang terjadi denganku". Dia pun yakin bahwa baju yang basah ini akan kering.
Lalu tak jauh berlari kecil dia melihat  ibu ibu menggandeng tas dengan tidak kencang karena rasa haus dan sangat lelah yang ia rasakan ada bisikan setan menggoda nya untuk merampok ibu itu dan membatalkan puasanya dan juga jadi bisa pergi dengan menaiki angkot,  sempat terlintas dalam pikirannya tetapi dengan ketakwaannya yang luar biasa kepada Allah,  dia takut melakukannya dan berusaha menyingkirkan niat buruk itu.  Dengan rasa lapar dan tidak fokus hampir saja dia melakukan hal yang tidak baik. Sangat lelah dia menempuh perjalanan,  setelah hampir 1 jam dia berjalan akhirnya dia sampai juga di sekolah,  sudah pasti sangat sepi lingkungan luar sekolah kerena siswa pasti sudah masuk ke kelas masing masing dari tadi sekolahnya tidak ada penjaganya jadi dia bisa langsung menerobos masik ke dalam sekolah,  di dalam lingkungan sekolah pun sudah tidak orang yang lalu lalang, sangat hening.
Keheningan itulahnyang membuatjya malah menjadi makin tidak percaya diri dia malah memutar balikkan niatnya dan memutuskan untuk pulang kembali setelah berpikir keras akhirnya niat konyolnya itu tidak jadi dia lakukan dan memutuskan untuk masuk ke kelas saja begitu dia mau masuk ke lorong kelasnya dia ketahuan oleh guru piket yang sedang berkeliling disitu." Hey, kamu dari mana". Tanya guru itu. Lantas andi menjadi pucat seketika. "Ummmmhh saya terlambat bu". Jawabnya. " loh ko bisa, kamu tahu ini sudah jam berapa?, kamu tuh ya andi niat sekolah ga sih kamu, kamu kan tahu sendiri hari ini sedang ada ulangan serentak". Ibu itu mengeraskan suaranya tanda sedang kesal kepada andi. " saya kesini jalan bu motor saya mogok di tengah jalan". Alasan andi." Halah kmu alasan saja mana mungkin kamu mau sekolah kalau motor kamu mogok". Ibu itu tidak percaya kepada andi. " mogoknya di tengah jalan bu bukan dari rumah saya". Andi memperkuat alasannya. "Sudah sudah kemarin kamu terlambat,hari ini kamu terlambat lagi, kaku berdiri di lapangan itu jangan masuk kelas, mengganggu orang ulangan saja".
Lalu andi malah di hukum bukannya ikut ulangan dia terima saja walaupun dengan keluhan keluhannya, dia berdiri di temgah lapang, kepanasan? Sudah pasti andi rasakan. " lebih baik aku tidak pergi tadi, nambah nambahin sialku saja, sudah motorku mogok tambah lagi tidak ikut ulangan nilaiku jadi 0 kan belum lagi kena hukuman kenapa sih sibenarnya kenapa aku selalu sial". Lagi lagi keluhan keluhan ia ucapkan kepada diri sendiri, lagi lagi dia lupa bahwa itu cobaan cobaan dari allah.
Cukup lama dia berdiri di lapangan, dia sangat haus dan lapar gurunya tentu tidak tahu bahwa andi sedang berpuasa, jadi tidak ada toleransi , jam istirahatpun berbunyi semua siswa keluar kelas untuk beristirahat tapi tidak dengan andi dia takut meninghalkan lapangan padahal dia hanya mau berteduh karena kepanasan sungguh menderita perasaannya saat itu.
Kawan kawannya pun melihat andi sedang di hukum, mereka mendekati andi. "Waaaaa,, hahahahaha, kenapa lagi kau , kenah hukum?". Ledekam salah satu temannya." Sana aja kalian buat malu aku saja ". Andi mengusir. "Cyaaaaaaa, kasian banget sih kamu kau ndi ndi kalau buk tari tau kau tidak ualangan tadi hmm habis kau di omelin dia". Kawannya menambah olokan. " jangan lah weh nanti orang tua ku di panggil". Andi memohon. " halah palingan nanti ibuk kau tahu sendiri, kau di hukum sama siapa tadi?" Tanya kawannya. " ibu erni dia tadi lagi jaga piket sekarang lagi dia yang jaga yaa". Jawab andi. "Hahahahaha berati hati ini kau lagi sangat beruntung". Olokan kawannya.
Setalah menunggu sangat lama sampai masuk berbunyi akhirnya andi di panggil oleh gurunya. " andii... andii sini kamuu". Guru andi berteriak dari kejauhan lalu andi menghampiri gurunya." Kenapa buk?". Tanya andi. "Udah capek?". Gurunya menanyakan balik " capek lah buu panas " . Keluh andi. " makannya kamu kalau udah tau capek jangan suka terlambat". Andi hanya terdiam tidak mau menjawab lagi. " sekarang kamu pergi cari bu siska yang tadi ngawas ulangan kelas kamu hari ini, kamu minta sama dia ulangan susulan, ngerti kamu?". Tegas guru andi. " ngerti bukk". Jawab andi
Atas perntah gurunya andi langsung pergi ke kantor Menemui guru yang mengawas kelasnya tadi pagi, dia mencari cari di ruangan kantor dan akhirnya ketemu, kebetulan kali ini gurunya sangat baik jadi dia yidak terlalu takut. " assalamualaikum  buukk, saya mau ilangan susulan buk". Mohon andi. " emang tadi kamu kemana ndi? Ko baru nongol". Tanya gurunya andi. " saya terlambat bu jadi di hukum sama bu erni". Jawab andi. " hmmmm kamu ini pasti kemarin terlambat itu kamu juga kan?" Tanya guru andi. " iya buk. Kali ini andi tidak mau panjang kebar karena takut kena masalah lebih panjang." Yaudah kamu kerjainnya mau sekarang atau abis dzuhur?". Tanya guru andi. " abis dzuhur saja lah buk". Jawab andi.

Jadi perasaan andi mendapat nilai 0 sudah hilang, lau dia kembali ke kelas , teman temannya meperoloknya karna dia hanis di hukum di lapangan, dia tidak mau ambil hati perkataaan teman temannya mualai dari lapangan sampai ke kelas sekarang.
Kemudian tak terasa waktu sudah siang adzan dzuhur pun di kumandangkan , lalu semua siswa pergi ke masjid untuk sholat berjamaah, seperti biasa andi pergi duluan untuk mengerjakan sholat sunah qalbiah dzuhur, dia merasa rugi jika meninggalkan sholat sholat sunah sudah biasa dia lakukan, setelah masjid sudah di penuhi siswa siswi nya sholat pun di mulai.
Setelah selsai sholat orang orang berkeluaran keluar masjid tetapi tidak sengan andi, dia melanjutkan ba"diah dzuhurnya selesai ba'diah dzuhurnya dilanjutkam olehnya tadarus beberapa ayat, saat tadarus imi dia lupa bahwa akan melaksanakan ulangan sususlan yang tadi dia lewatkan di pagi hati sia oun yidak sadar suasana sekitar sudah hening dan sangat sepi.
Lama sekali dia baru sadar sudah sepi, dia langsung ingat dengan ulangannya, dia langsung meletakan al quran di rak dan berlari dengan cepat untuk ulangan tetapi sayang seribu sayang bu siska sudah pergi karena memang jadwalnya hanya sampai siang saja, kesedihan di rasakan andi karena memang itulah yang dia inginkan, laku dia masuk ke dalam kelasnya saja dengan rasa kecewa
Sesampainya di kelas sudah di mulai belajar. " assalamualaikum". Salam andi masuk kelas." Walaikumsalam, kenapa kamu kesini andi? Bukannya kamu ulangan susulan sama buk siska". Tanya gurunya.  Bu siska sudah pergii buu". Jawab andi. " loh kenapa". Gurunya bertanya. " saya tadi terlambat bu nemui hu siska". " ehmmm kmu inj hari harinya terlambat aja gak pernah di siplin kamu berdiri di sini jawab itu soal soal di papan tulis. " gurunya andi yang masuk kali ini yidak banyak bertanya tetapi menghukum andi dengan soal yang sulit, apalagi dengan IQ andi yang kutang. Andi benar benar terpaku dengan soal di papan tulis dia tak tahu berkutik sama sekali dengan soal itu, bahkan dia tidak tahu sama sekali.
"saya tidak tahu apa apa buu". Pertanyaan andi dengan rasa sangat malu " kamu ini yaa sudah mah engga di siplin bodoh lagi". Guru andi kali ini sudah benar benar emosi dengan andi, tetapi tanpa dia sadari dia telah melukai perasaan andi." Udah kamu kalau tidak mau belajar lagi belajar saja di rumah dengan bapak ibumu, ini sekolah bukan milik bapakmu jadi jangan seenaknya". Tiba tiba gurunya melontarkan pernyataan yang tidak tidak, hati andi sangat sedih mengingat kebodohan nya, di yambah lagi tawaan kecil dari kawan kawannya, makin sedihlah hati andi.
Lalu andi di hukum saja di depan kelasnya, andi merasa rendah hati, rasa malu dan sedih di tahannya saja dalam hati dalam dalam sampai waktu pulang tiba andi tetap di hukum dan lonceng pun berbunyi , semua siswa pulang tiba andi tetap di hukum dan lonceng pun berbunyi semua siswa pulang dari sekolah itu, dan hurunya pun langsung keluar, andi pun juga keluar dari kelas di lorong lorong sekolah dia baru teringat mau pulang naik apa, motornya mogok di tengah kota laku dia mencoba mencari teman temannya agar menumpang naik motor sampai di antarkan ke tengah kota.
Ada satu temannya yang baik bersiap siap untuk pergi lalu andi mendekatinya. " don, aku numpang sama mu lah". Tegur andi. "Loh motor tua kau mana?" Tanya temanya. " mogok don di tengah jalan kota makannya aku terlambat". Ujar andi. " ohh patut lah kau tadi di hukum, ayok lah aku antar tapi sampai tengah kota aja ya?", tawar temennya ." Oke lah gapapa don, sebelumnya makasih ya" walaupun andi di antar sampai tengah kota saja tidak masalah baginya lagi pula menhingat dia akan memdorong motornya.
Kemudian mereka meninggalkan sekolah keluar dari komplek sekolah menuju ke jalan raya. "Jauh juga ya ndi kau jalan dari tengah kota ke sini, malah rumah mu jauh lagi" . Tegur temannya. " iya don itulah aku lupa motorku sudah bauk tanah, kupaksa gas terus karna mengejar waktu". Jawab andi. " Kenapa  kau tidak ganti motor saja ?" . Tanya temannya " maklum lah don lagi susah makan ajh susah ini motor satu itu ajh sudah cukup lah itu paling tinggal service sana serbive sini". Tegas andi. " iya juga ya hehe kau sayang dikit sma motor tua itu jangan kau paksa terus". Saran temannya. "Hahahaha iya iyaa" jawab andi
Tak terasa mereka sudah dekat di tempat andi memakirkan motornya. "Don ,don berhenti di situ aja don, aku taruh motor aku dekat situ tadi kayaknya". Ujar andi. " ohh , oke". Sambil andi turun dari motornya." Don makasih banyak ya don kalau ga aada kau siapalah yang mau ngantar aku". Andi berterima kasih kepada doni." Iya gapapa aku tinggal yaa, hati hati kau". Doni pamit. " iya don, makasih yaa". Andi berterima kasih ulang dan doni pergi.
Pertama semua baik baik ajh sampai andi merasa ada yang aneh dia berfikir keras. " astagfirallah, motor kuu!!! Motor ku!!!" . Sontak kepanikan yang sangat luar biasa di alami andi karena motornya tak ada di tempatnya yang dia memakirkannya terakhir kali, andi sangat pucat bener bener pucat dia tetap tak yakin motornya ilang dia cari terus tetap mecari sampai hilir hilir taman samapai ke hulu taman temoat dia memakirkan motorrnya, terus dia mencati kotornya dia tak percaya, dia berusaha tenang dengan kondisi ini saking tidak terimanya dia, dia memutar balikkan fakta bahwa motornya pasti bukan di parkirkan di sini.  "Engga.... engga... motorku engga mungkin tadi kuparkirkan di sini pasti salah tempat pasti aku keliru aku keliru karna haus dan lapar ajh ni engga engga mungkin motorku hilang". Begitu dia panik dia menerima cobaan dari allah ini, harta satu satunya kini di ambil orang. Dia tetap memcari di sekeliling jalan, bahkan sampai bertanya kepada orang orang, hampir sepuluh kali dia mengelilingi taman itu dan hasilnya tetap nihil diapun mencari ke jalan seberang kejalan seberangnya lagi bahkan sampai jauh dari taman tempat dia memarkirkan motor itu.
Akhirnya dia lelah dia pasrah dia menangis sangat sedih hatimya dia mengeluh kepada allah dia sangat terpukuk menerima kenyataan bahwa motor kesayangannya hilang sia sia, saking lamanya dia mencari dia tidak sadar matahari sudah tenggelam adzan magrib pun sudah di kumandangkan dia berusaha tenangkan diri dan pergi ke masjid terdekat untuk berbuka dengan air gelas di masjid dan sholat berjamaah , dia berwudhu untuk menenangkan diri nya dan berusaha mencoba ikhlas saat sholat pun dia berusaha khusuk seperti biasanya walaupun air maya menetse sebutir sebutir
Selesai berjamaah seperti biasanya dia lanjutkan dengan badiah magrib dia coba tetap khusuk selalu lalu setelah selsai dia keluar dari masjid dengan rasa tetap sedih dia tak tahu harus pulang dengan apa dan apa yang akan dia katakan pada bapak dan ibunya nanti, lalu dia putuskan untuk pulang saja dan cerita apa adanya kepada orang tuanya.
Di jalan dia merenung dia sangat sedih dengan kehidupannya,  dia mengeluh tentang kehidupan nya. " Kenapa ya hidupku kayak gini kali padahal aku selalu ibadah aku bertaqwa aku tak pernah ketinggalan ibadah sunnah apalagi wajib". Sejenak dia malah mengungkit ngungkit kesholehannya dia tak sadar sedang di coba oleh Allah dengan cobaan yang berat.
Lalu sampai di rumah dengan suasana gelap karena memang sudah malam lalu dia masuk ke rumah. " Andiii!!,  dari mana saja kamu ndi,  bapak kamu aja nyariin kamu ndi, kamu pake otak ga sih ndi mikirin kami disini,  motor kamu motor kamu pun mana?  Ko ibu ga denger suara motor kamu disini? ". Tanya ibu dengan nada kesal dan marah. " Motornya...  Motornya ilang buk". Andi dengan sangat pucat dan gemetar mengatakannya. " Apaa....  Bilangg ya Allah ya rabbi kamu tuh pake akal kamu tau ga ndi motor itu buat kamu sekolah kenapa kamu hilangin ndi, HAH". Ibunya bertanya keras dan membentak andi.  " Tadi mogok bu pas pagi pagi,  jadi aku tinggal di tengah kota terus pas pulang aku cari cari ga ada lagi bu". Andi menerangkannya. " Andi Andi udah terserah kamu yah itu motor motor kmu yang pergi sekolah kamu kamu cari cara lain untuk ke sekolah mau kamu jalan kek mau terbang sukak hatimu". Lalu ibu pergi dari Andi.
Yap,  begitulah hari Andi hari ini, dia merasa hari ini adalah hari puncak kesiapannya dia menangis di katnya entah apa yang dia pikirkan lalu dia tertidur dengan rasa putus asa seperti biasa.
Besoknya dia bangun dari tidurnya untuk sholat shubuh seperti biasanya,  kebetulan hari ini adalah hari libur jadi dia mau refreshing dulu,  dia mandi dulu lalu ke masjid cuacanya selalu seperti biasanya dingin dan sejuk sesampainya di masjid dia sempatkan diri sholat qalbiah subuh lalu di lanjut dengan fardu berjamaah.
Setelah selesai sholat dan berdoa,  orang orang pergi keluar masjid tetapi tidak dengan Andi, dia mendekati imam masjid guru mengajinya dari kecil dia berniat curhat dan bercerita tentang yang selama ini dia alaminya. " Lho kamu engga pulang ndi?,  tumben" Tanya guru Andi " Saya mau cerita sedikit boleh ga pa ustad? " Jawab Andi.  " Hah,  cerita lagi ndi apa yang kmu mau ceritakan". " Jadi gini pa ustadz belakangan ini bukan belakangan ini sih pak udah lama juga kehidupan saya itu selalu ga bahagia gitu lho pak,  setiap hari saya selaluu sial,  sya kena ejek lah,  saya nyemplung ke kali lahh,, saya bodoh lah di hina terus saya jelek lah di ejek terus saya kena marah terus kena hukum terus lah,,  sendal saya hilang saya serba kekurangan pa ustadz tahu, kemarin saya baru saja kehilangan motor pagi nya saya di siksa dulu sama saya motor saya mogok di tengah jalan,  pokonya kaya ga ada kebahagiaan dari Allah lah pak untuk saya,  padahal saya rajin sholat puasa,  puasa saya kencang sholat shubuh pagi subuh siang sore tadarus sehati ga pernah ketinggalan 1 juz,  sodaqoh?  Selalu saya beri uang yang paling besar ustadz,  bukan saya sombong ustadz tapi ko kehidupan saya gini banget ya ustadz, ustadz punya saran ga untuk saya?,  saya harus tingkatkan ibadah apa gitu". Curhatan andi kepada guru nya.  " Hahahaha". Gurunya tertawa kecil.  " Kok ustadz ketawa sih,  saya serius loh ustadz bukan bercanda". Tegas andi.  "Hahahah iya iya ustadz tau yang kamu alami itu gimana rasanya,  pertama kamu jangan pernah bilang Allah engga ngasih kebahagian untuk kamu". Tegas guru andi. " Tapi saya engga pernah bahagia ustadz,  bahkan saya menderita terus ". Jawab andi. " Hahahah ok lagi ok,  jadi gini ajh kamu hari ini libur kan tanggal merah". Tanya guru. " Iya ustadz ". Jawab andi.  " Nanti pagi sekitar jam 9 nan kamu ke rumah saya bawain ustadz 2 genggam garam sana gelas berisi air,  bisa? " Suruh ustadz.  " Buat apa ustadz? " Tanya andi.  " Udh kamu bawa aja engga usah banyak cingcong,  dah balik sama ustadz lapar mau makan,  nanti kalau ustadz kenyang baru kesini lagi". Ulang gurunya andi.  Lalu andi pulang.
Andi di buat bingung oleh gurunya bukannya mendapat solusi malah makin bingung andi,,  tetapi permintaan gurunya yang aneh membuat penasaran,  jadi dia menyempatkan dhuha dulu 8 rakaat dulu dan tadarus 1 juz baru balik ke rumah gurunya lalu sesuai permintaan gurunya dia mencari gelas kecil dan di tutup laku di selipkan di celananya dan membawa 2 genggam garang di tangannya.
Setelah sudah terang sekitar jam 9 pagi dia berangkat ke rumah gurunya " Assalamu'alaikum ustadz,  ustadz ooh ustadz ". " Walaikumsalam ndi,  nah sudah kamu bawa pesanan ustadz? ". Sambil menghampiri andi. " Udah ini ustadz,  tapi kenapa engga pake gelas air sama garam ustadz aja? ". Tanya andi heran. " Ustadz engga mau rugi,  udah ayok kita ke danau mata airnya yang bisa minum". Gurunya mengajak. " Kan di rumah ustadz banyak air". Tanya andi.  " Sudah ustadz bilang ustadz gamau rugi sudahlah kamu ikuti saja". Tegas gurunya
Lalu mereka berjalan ke danau yang memiliki mata air jadi danau itu bisa di minum,  makin penasaran lah andi dengan saran gurunya dia mengira gurunya mau mengajak referensing sambil mandi di danau tetapi dia ikuti kata gurunya saja.
Nah setelah sampai di tepi danau.  " Ndiri garam di 2 tangan kamu itu letakan di batu besar ini secara berpisah". Suruh gurunya.  " Iya ustadz ". Andi meletakan secara rapih dan berjauhan. " Nah buka tutup gelas kamu itu terus pegang gelas kecil kamu yang ada air nya itu". Suruh gurunya. " Iya ustadz ". Dia sudah memegangnya. " Nah sekarang kamu ambil dan masukan segenggam garam yang pertama itu ke gelas lalu duduk" Lalu andi mengikuti perintah gurunya itu. " Nah, coba kamu minun air itu". Andi pun mencobanya dan kemudian.. " Bruuuuuuuuussss,, cuih... Cuihh..... Cuihhh, asin pa ustadz ". Respond andi. " Nah asin kan asin banget malah kan". Jawab gurunya. " Iya ustadz cuihh..  Cuihh... ". Andi masih keasinan.
"Nah terus garam segenggaman kedua itu kamu lempar ke danau di depan kita ini". suruh gurunya.
Lalu Andi melemparkan garam kedua dengan sekuat tenaganya mengarah ke danau di depannya. "Udah ustad". jawab Andi. "Nah kalau sudah, kamu minum tuh airnya danau ini,coba , coba, kan air nya segar".Tanpa basa basi Andi langsung saja meminum air di danau itu dengan lahap dan rasanya tak berubah sama sekali, sangat lahap dia meminum air danau itu, tak henti henti karena kesegarannya memang, sekalian dia ingin menghilangkan rasa asin di mulutnya, karena sampai tak sadar guru nya pun menegur. "Heyy.. sudah nanti kamu malah jadi cebong kebanyakan air" , tegur guru nya."Hehehe iya pak ustad,maaf"."gimana ?, kamu bisa belajar dari pengalaman kita minum air tadi?"."Enggak pak ustad, saya masih bingung,tapi saya agak mendinglah pak ustad"."Alhamdulillah kamu agak mendingan, tapi bukan itu intinya".Bertambah penasaranlah  Andi dia pikir guru nya hanya mengajaknya refreshing."jadi apa intinya pak ustad ?"."Naaah,tadi kamu sendiri sudah mencampurkan masing-masing garam kamu kan ke gelas kecil dan ke danau"."Iya pak ustad,terus?" ."jika kamu campurkan garam ke gelas rasanya gimana ?"."rasanya asin banget pak ustad"."Naah,tapi kalau kamu campurkan garam ke danau rasanya gimana ?"."Malah makin seger pak ustad"."Naaah, jadi kamu bayangkan dulu sebentar, garam itu adalah cobaan dari Allah kepada kamu yang sering datang dan yang selalu kamu keluhkan setiap hari, Nah terus gelas kecil ini dan danau yang sangat luas dan dalam itu coba kamu bayangkan itu adalah hati kamu. jadi begitu cobaan itu di masukkan ke hati yang sempit seperti gelas kecil ini tentu cobaan itu terasa sangat asin bukan, tetapi jika cobaan itu di masukkan ke hati yang sangat luas dan dalam seperti danau ini,tentu akan mempengaruhi rasanya sama sekali bukan. bahkan kata kamu makin segar, jadi nak nasehat ustad ke kamu, sebenernya yang bermasalah bukan cobaan dari Allah, tapi sekarang yang menjadi masalah kamu adalah hati kamu, bagaimana kamu menerima cobaan dari Allah, walau cobaannya lebih banyak dan lebih berat dari yang kamu alami, tetapi jika yang menerima cobaan itu hatinya seluas danau ini, tentu dia tak akan merasa sedih, mengeluh, dan lemah karena hatinya sudah sangat luas, jadi pada diri kamu yang bermasalah adalah hati kamu, hati mu mau sesempit gelas ini atau seluas danau itu, tergantung pilihanmu".
Tak tersadar,nasihat yang sangat menyentuh itu sampai masuk ke bantinnya Andi, dia meneteskan air mata, rasa penyesalan kepada Allah karena kerap mengeluh kepada Allah , dia spontan langsung bersujud memohon ampun kepada Allah , memohon di ampuni semua keluhan-keluhan dan kesalahannya,  berliuran air matanya Andi,  ternyata yang bermasalah selama ini adalah hatinya, hatinya terlalu sempit menerima cobaan dari Allah,  bagaikan gelas kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline