Lihat ke Halaman Asli

Faktor-Faktor Penyakit Tidak Menular pada Lansia

Diperbarui: 21 November 2023   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENDAHULUAN

 

Warga yang berusia di atas 60 tahun disebut Lansia. Pada tahun 2020 jumlah Lansia mencapai sekitar 30 juta jiwa atau 11,5% dari total populasi. Pada saat ini di Indonesia terdapat sekitar 18 juta jiwa Lansia. Jumlah ini merupakan 7,8% dari total populasi. Sebanyak 25% Lansia yang menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain sekitar 99% yaitu mengkonsumsi obat dan sebagian besar menghabiskan hidupnya dengan beristirahat, tanpa bisa berbuat apa-apa.

Penyakit  tidak  menular  (PTM)  merupakan  penyakit  atau  kondisi  medis  yang  tidak  dapat ditularkan  dari  satu  individu  ke  individu  lainnya.  Kebanyakan  PTM  terjadi  di  negara berpendapatan rendah maupun menengah. Berdasarkan data WHO,  PTM adalah penyebab dari 68% kematian di dunia pada tahun 2012. Secara keseluruhan global penyakit  tidak menular  (PTM)  menjadi  salah satu penyebab  kematian  nomor  satu  pada setiap tahunnya  yaitu penyakit  kardiovaskular. Penyakit  kardiovaskular adalah penyakit  yang disebabkan  oleh  gangguan  fungsi jantung  dan pembuluh  darah,  seperti  penyakit  jantung koroner,  penyakit  gagal  jantung  atau  payah  jantung,  hipertensi  dan  stroke  (Kemenkes RI, 2016a).  Di  Indonesia,  prevalensi  PTM  mengalami  peningkatan yaitu kanker  naik  dari 1,4%  menjadi  1,8%,  stroke  naik  dari  7%  menjadi  10,9%,  penyakit  ginjal  kronis  naik  dari 2%  menjadi  3,8%,  berdasarkan  pemeriksaan  gula  darah  diabetes  melitus  naik  dari  6,9% menjadi  8,5%,  dan  hasil  pengukuran  tekanan  darah,  hipertensi  naik  dari  25,8%  menjadi 34,1% (SISWANTO, y., & Lestari, 2020).

WHO menyatakan bahwa pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematiandi dunia adalah  penyakit  tidak  menular  (PTM)  yang  membunuh  36  juta  jiwa  per  tahun. Sebanyak 73%  kematian  saat  inidisebabkan  oleh  penyakit  tidak  menular,  35%  diantaranya  karena penyakit  jantung  dan  pembuluh  darah,  12%  oleh  penyakit  kanker,  6%  oleh  penyakit pernapasan  kronis,  6%  karena  diabetes,  dan  15%  disebabkan  oleh  PTM  lainnya  (World Health Organization (WHO), 2018).

Indonesia  merupakan salah  satu  negara  berkembang  yang rata -- rata dengan penduduk dengan ekonomi menengah kebawah yang sedang menghadapi ganda penyakit seperti penyakit menular dan tidak menular. Perubahan pada pola penyakit dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku Masyarakat, demografi, teknologi, ekomoni dan sosial budaya. Peningkatan PTM sejalan dengan peningkatan faktor risiko yaitu meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik dan merokok serta alkohol (Kemenkes RI, 2019). Meningkatnya   PTM   dapat   menurunkan   produktivitas   sumber   daya   manusia,bahkan kualitas  generasi  bangsa.Hal  ini  berdampak  pula  pada  besarnya  bebanpemerintah  karena penanganan  PTM  membutuhkan  biaya  yang  besar.  Yang pada akhirnya Kesehatan akan sangat mempengaruhi peningkatan dan Pembangunan sosial ekonomi. Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan Masyarakat untuk tetp menjaga Kesehatan melalui  Gerakan masyarakat  hidup  sehat  (GERMAS)  guna  mewujudkan  Indonesia  sehat

 

PEMBAHASAN

 

Faktor-faktor yang berperandalam terjadinya PTM meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan  dan  faktor  risiko  yang  dapat  dikendalikan.  Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan yaitu seperti genetic/keturunan, jenis kelamin, dan usia. Dan faktor yang dapat dikendalikan seperti obesitas, kurangnya olahraga dan aktivittas fisik, merokok, pola makan. Masalah degenerative menurunkan daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit menular Hasil  Riskesdas  2013

Penyakit tidak menular kronis menimbulkan efek yang berkepanjangan dari berbagai macam  penyakit  yang  dialami  penderita,  sehingga  penderita  mudah  terkena  gangguan mental. Penyakit kronis dibutikan oleh berbagai studi memperlihatkan bahwa ada kaitan yang erat antara penyakit kronis dengan gangguan mental  emosional. Depresi  adalah  ganguan atau kelainan  mental  yang  gejalanya timbul  seperti perasaan  sedih  terus menerus,   hilangnya   kesenangan   dan   minat,   timbulnya   rasa   bersalah   dan   harga   diri rendah. Gangguan   depresi   akan   semakin   meningkat   seiring   dengan peningkatan usia, depresi tertinggi terjadi pada umur 75 tahun ke atas sebesar 8,9%, 65-74 tahun sebesar 8,0% dan 55-64 tahun sebesar 6,5%. Depresi  merupakan  masalah  kesehatan  jiwa  yang  harus  segera  ditangani  sedini mungkin,    hal    ini    membutuhkan    peran    perawat    dalam    upaya    pencegahan    dan penanggulangan  masalah  kesehatan  jiwa  salah  satunya  depresi  (Wardani, 2017)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline