Lihat ke Halaman Asli

Ameliyaros

Adventure Seeker I Literation Enthusiast

Review Film Borderlands, Dari Game Populer, Ketika Planet Retro 80'an Dikombinasikan dengan Dunia Super Modern

Diperbarui: 9 Agustus 2024   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Film Borderlands (2024) Sumber foto: Neowin

        Film layar lebar berjudul Borderlands ini rilis Agustus 2024, diadaptasi dari game populer yang berjudul sama. Film ini bercerita seorang wanita pemburu hadiah Lilith (Cate Blanchett) yang menerima tawaran dari seorang pengusaha kaya raya Atlas (Edgar Ramiez) untuk menemukan putri kecilnya, Tiny Tina (Ariana Greenbatt), yang dipercaya sebagai pembuka kunci gudang raksasa Eriden di planet Fiksi, Pandora. Lilith tidak sengaja bertemu dengan Roland (Kevin Hart), pasukan elit terlatih yang "menculik" Tina. 

Lilith, Wanita Cantik Pemburu Hadiah (Sumber Foto: Screenhub)

Tiny Tina (Ariana Greenbatt). Sumber foto:Borderland wiki

Atlas yang rela menghabiskan uang berapun guna menemukan Tiny Tina, ternyata memiliki maksud terselubung. Roland yang satu kubu dengan Tina dan beberapa orang lain, berbalik didukung oleh Lilith. Dari sini mereka secara tidak sengaja membentuk kelompok solid dan berperang bersama dalam melawan seluruh monster, bandit berbahaya dan pasukan Atlas yang berjumlah besar, untuk menyelamatkan harta planet Pandora sebenarnya.

Lilith dan Grup Barunya dalam Film Borderland. (Sumber Foto: space.com)

        Film ini merupakan film action sci-fi dengan unsur komedi asal Amerika Serikat, disutradarai oleh Eli Roth, dengan produser dari film populer lainnya seperti Uncharted, Spiderman, dan Venom. Tagline "Chaos Loves Company", sangat mewakili esensi dari film ini. Bagi para penggemar game adventure-action berjudul Borderland pertama (2007) ataupun sekuel  Borderland kedua (2012) atau sejenisnya, wajib untuk menonton Film ini. Karena hampir seluruh plot film yang berdurasi 102 menit ini, merupakan refleksi dari game besutan 2K tersebut.

Film vs Game dalam Borderlands (Sumber Foto: Whatculturegaming)

 Adegan aksi heroik dari Lilith dan kelompoknya terasa begitu heroik dan seru. Bagaikan manusia super mereka melawan berbagai penjahat dan monster di planet Pandora, hal ini didukung oleh sinematik , audio dan penggunaan teknologi kamera digital yang mumpuni, sehingga penonton film merasa seperti ada dalam pertarungan aksi tersebut hampir dari awal hingga akhir film. Latar tempat dan suasana film pun unik karena menggambarkan situasi yang kontras, yakni planet Pandora yang bergaya kuno, rustic dan berkontur wilayah padang gurun yang gersang, lengkap dengan kehidupan warganya yang cenderung klasik seperti: bus truk era 80 an, televisi analog, kehadiran robot Clap Tap (suara diisi Jack Black) yang ceriwis dan humoris, mencairkan suasana film yang tegang.

ClapTrap (Sumber Foto: Sport Illustrated) 

 Planet Pandora yang merupakan tempat asal Lilith ini dikisahkan sebagai Planet  di galaksi yang memiliki peradaban yang sangat tertinggal, sangat tandus, berbahaya karena banyak monster ganas dan bandit, sekaligus tempat pembuangan sampah dunia di alam semesta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline