Lihat ke Halaman Asli

Ameliyaros

Adventure Seeker I Literation Enthusiast

Ketika Seni, Musik, Literasi dan Panganan ala Cafe Populer Hadir Menyapa dalam Suasana Tempoe Doeloe

Diperbarui: 28 Desember 2023   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sudut di Kampoeng Gallery (Foto by @ameliyaros)

Ketika Seni, Musik, Literasi dan Panganan ala Cafe Populer Hadir Menyapa dalam Suasana Tempoe Doeloe

"Di Dunia ini Tidak Ada Sampah, Yang Ada Hanya Salah Tempat" - Ivan Moningka

"Lebih Baik Berkumpul Dengan Sahabat didalam Hutan, Daripada Menyimpan Emosi di Dalam Rumah" - Kampoeng Gallery 

"Think Different" - Anonim

"Life a Life You Will Remember" - Anonim

      Beberapa kata-kata diatas merupakan rangkaian kata filosofi atau quote yang dapat Anda temukan ketika menginjakkan kaki ditempat yang berlokasi tidak jauh dari Stasiun Kereta Api " Kebayoran" tepatnya di  Jl. Mesjid Al Huda no.1, RT 05/Rw )1, Kebayoran Lama Utama, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12240. Nama tempat unik ini adalah Kampoeng Gallery.

       Sesuai dengan namanya, ketika Anda menjejakkan kaki ditempat ini memang kita akan merasakan seperti berada di ruang galeri seni yang luas dengan berbagai koleksi benda-benda seni yang variatif dan telah jarang ditemukan di masa modern ini, contohnya adalah: telepon rumah, radio, kaset dan piringan hitam sampai dengan papan congklak yang dapat dimainkan bersama dan salah satu hal yang penulis paling sukai adalah adanya berbagai rangkaian kata filosofis yang diciptakan oleh Bapak Ivan Moningka ataupun dikumpulkan beliau sebagai koleksi literasi tertulis yang sayang untuk dilewatkan. Bpk Ivan Moningka adalah pemilik dan inisiator tempat yang berdiri sejak 2010 ini. Bersama istri, anak dan keluarganya beliau mengelola tempat apik ini sampai dengan saat ini.

Salah satu Kata Filosofi di Dinding di Kampoeng Gallery (Foto by @ameliyaros)

Mesin Tik Antik, Telepon Rumah dan Buku Bacaan  (Dok. Pribadi)

      Kehadiran Kampoeng Gallery ini awalnya timbul dari kegemaran Ivan Moningka dimasa kecil dalam mengumpulkan kaset musik dan buku bacaan dari berbagai tempat traveling yang beliau kunjungi khususnya dari pasar loak atau thrift market yang harganya terjangkau dan memiliki pilihan yang sangat variatif. Saat itu Ivan kecil yang berasal dari Manado merantau ke Jakarta dan tidak memiliki banyak uang, sehingga belanja melalui pasar loak dirasakan sebagai pilihan yang realistis. Hal ini kemudian tidak sengaja menjadi memori yang membekas  dan mengantarkan beliau menggeluti bisnis tempat ini sampai dengan sekarang. Sembilan puluh persen barang yang dijual di tempat ini adalah barang bekas, dimana untuk pemasok dari buku bacaan, barang-barang seni seperti lukisan, pot bunga, furniture antik sampai dengan barang lawas lainnya diperoleh dari berbagai sumber dari berbagai daerah, termasuk dari pengunjung tempat ini. Pengunjung tempat ini tidak jarang yang menghibahkan barang lawas yang sudah tidak digunakan namun masih layak pakai ataupun dapat menjualnya kepada pemilik tempat ini dengan harga yang disepakati. Selain mengelola Kampoeng Gallery, Ivan Moningka juga membantu komunitas anak kurang mampu di wilayah Bekasi. Sehingga sebagian buku bacaan yang dikumpulkan biasanya diteruskan untuk sumber literasi bagi komunitas tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline