Lihat ke Halaman Asli

Keluhku pada Kering!

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyisakan duri, perih. Entah harus apa untuk mengobati getir ini. Menangis pun aku tak kuasa. Mungkin kalau bisa berdarah, hati ini sudah mati kehabisan darah.
Ingin aku keluar dari sini. Menghilang dari peredaran sejenak. Mengasingkan diri, hanya untuk menjernihkan pikiran.
(Sial, lagu yg sedang dimainkan malah bilang 'goodbye' mulu! Mengerti keadaan sekali!)
Kembali lagi pada keluhku.
Aku sebenarnya ingin mengikhlaskan yang telah terjadi. Namun sungguh berat. Merasa masih bisa bertahan dan dibina. Merasa masih mampu untuk melanjutkan perjuangan.
Tapi ketika ingat apa yang telah kamu lakukan dengannya, tentangnya, aku pun semakin perih. Semakin tersayat-sayat dengan dalamnya.
Entahlah. Entah. Entah. Dan entah!! Hanya ketidaktahuanku yang tersisa saat ini.
Air mata sudah cukup lama tertahan di pelupuk. Hanya menunggu jebolnya pembendung yang sudah semakin rapuh.
Hujan, cepatlah turun membasahi kering. Lalu keluarlah pelangi yang indah. Hanya berharap datangnya hujan lah yang dapat kulakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline