Berbicara tentang sahur nih, nggak ada yang bolong kan ya, kompasioner? Jangan. Bukan karena takut laparnya, tapi berkahnya itu lho. Beda berkah saat sahur dan berbuka. Selain berkah, ada pentingnya kita mengecek dan memahami keberadaan serat dalam setiap menu sahur. Biar puasanya kuat dan tahan lama laparnya. Aku ada rekomendasi nih, kompasioner. Simpel dan nggak ribet. Enak tanpa nyusahin. Tinggal sat set sat set, jadi deh.
Menunya: Ubi Rebus Cilembu
Cara Pengolahan:
Terlebih dahulu, ubi dicuci dengan air sehingga bersih dan berkurang jejak tanahnya. Bisa juga dengan menggunakan sikat cucian supaya kebersihan lebih terjaga. Setelahnya, ubi ubi yang sudah kinclong itu disusun dengan rapi di dalam periuk yang sudah terisi air. Mana baiknya aja, air duluan boleh, ubi duluan juga boleh. Yang penting mereka bersatu dalam periuk. Selanjutnya, diberi garam kasar (garam krosok) setengah sendok teh untuk memberi rasa. Rebus dengan api sedang selama lebih kurang 20 - 30 menit. Kalau trik yang selalu diturun temurunkan dari emak sih, tutup periuknya diangkat, lalu ambil garpu buat ditusukkan ke si ubi. Kalau udah nembus, berarti sudah matang. Hehe.
Cara penyajian:
Matikan api. lalu ambil satu buah ubi menggunakan garpu. Dibelahnya menjadi dua, boleh dengan garpu yang sama atau dengan pisau sekalian. Supaya panasnya cepat reda dan bisa dikonsumsi perlahan. Bagi yang mau mengupas kulitnya, boleh juga ya kompasioner, tergantung selera aja.
Selamat sahur dengan tinggi serat, kompasioner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H