Lihat ke Halaman Asli

Amelia Nur Fauziah

Public Relations

Adalah Aku, yang Selalu Tertinggal dengan Sisa Harapan

Diperbarui: 20 April 2021   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlalu banyak hal tidak penting hadir beriringan dengan kisah lembaran hidup semesta. 

Tanpa tahu dengan jalan takdir mana dan seperti apa manusia akan dipertemukan.

Berkali-kali harus menghadapi hujan, badai, panas, dingin demi mencapai langkah selanjutnya.

Tampak semua bahagia dengan pilihannya masing-masing, walaupun terus mengingkari kebenaran.

Yakin bahwa yang dimiliki sekarang adalah hak miliknya dan merasa berhak diperlakukan sesuai keinginannya. 

Tak menghiraukan takdir yang sudah jelas-jelas menolak, beserta Tuhan yang juga berkata tidak. 

Tetap pada pilihannya tanpa mendengarkan bisikan Tuhan bahwa sudah ada yang lebih baik daripada pilihannya. 

Mendefinisikan yang baik akan tetap baik, dan yang buruk tidak akan pernah tidak buruk selamanya. 

Penilaian yang tanpa pernah menyertakan penjelasan, dan mengartikan semuanya hanya dengan bermodal penglihatan.

Salah satunya adalah perihal harapan. 

Hal kecil namun berpengaruh besar dalam kelanjutan hidup setiap makhluk, menemukan seseorang untuk dijadikan penyemangat, prioritas, bahkan tempat untuk berkeluh kesah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline