Lihat ke Halaman Asli

Ameli Fitriana Royani

Mahasiswa S1 Universitas UIN Saizu Purwokerto

Penggunaan Media Sosial sebagai Alat Dakwah

Diperbarui: 30 Mei 2024   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan teknologi dalam metode dakwah merupakan sebuah komitmen yang harus digunakan secara cermat dan hati-hati sebagaimana yang diharapkan, media sosial telah menjadi perancah komunikasi dengan berbagai platform seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Wire, Instagram, dan TikTok yang menjadi penghubung para pendakwah masa kini. Untuk menyampaikan hal ini dengan lebih kuat, pendakwah harus lebih terintegrasi dengan daerah dan tampak memahami permasalahan masyarakat. Perpaduan antara perpaduan dakwah dan inovasi menjadikan suatu kekhasan yang dapat dipacu dalam menumbuhkan semangat individu. Meski begitu, tidak semua pendakwah mampu mengatasi persoalan keresahan masyarakat dalam menjawab kesulitan zaman sekarang yang bahkan kering menurut sudut pandang batin, misalnya saja penyebaran hadis-hadis palsu, berita-berita penipuan yang kenyataannya tidak valid, data timpang dan para penda'i hanya fokus memberi tausiyah dilingkupi oleh kepentingan politik. Hal ini dapat menyusahkan umat karena pengajaran media sosial berbasis web dapat meledakkan dan menipu banyak orang tanpa memikirkan dampaknya. Kemudian lagi, jika para penda'i bisa menyesuaikan diri dengan berdakwah online yang bisa memenuhi kebutuhan umat maka ini adalah salah satu poinnya dan bisa menjadi pelengkap dalam menjawab kesulitan umat.

Di masa kemajuan teknologi yang semakin kompleks ini, berbagai pengembangan dilakukan untuk menciptakan daya tarik yang luar biasa dalam berbagai bidang, salah satunya agama, termasuk perangkat media korespondensi yang membuat masyarakat mau tidak mau harus mengubah model berpikir dan bergeraknya. Maraknya media baru di bidang persuratan terkadang semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas dengan menerima dan menyampaikan pesan bahkan ketika jarak yang tidak terbayangkan untuk dijangkau. Panggung media baru yang saat ini sedang menjadi sensasi web dan melihat betapa energiknya orang-orang dari berbagai kalangan adalah aplikasi Tiktok yang terkenal dengan beberapa highlightnya yang luar biasa sehingga klien dapat menuangkan pemikirannya melalui rekaman dan gambar. Substansinya juga sangat menarik, misalnya menyanyi bersama, stand up comedi, moving, menceritakan kisah, tutorial tata rias, tantangan, memasak, memberi tips dan trik, bahkan berdakwah dan politik. Budaya Indonesia sangat memanfaatkan inovasi sehingga dianggap bergantung dan tidak dapat dipisahkan dari pemanfaatan hiburan virtual dan web. Tidak dapat disangkal bahwa tugas inovasi dalam desain ide manusia sangat dipengaruhi oleh perbedaan data yang diperlukan. Sangat mudah untuk menemukan banyak data yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu elemen TikTok yang mulai terkenal di berbagai kalangan adalah pengajaran konten melalui berdakwah virtual. Berdakwah adalah suatu kegiatan menyampaikan, menyeru, atau mengajak kepada orang lain atau masyarakat untuk memeluk atau mempelajari dan mengamalkan ajaran agama menuntaskan segala perintah dan menghindari segala larangan yang dinyatakan dalam Al-Quran dan Hadits. Pendakwah berupaya menyampaikan pesan ini agar pesan kebaikan dalam pelajaran Islam dapat diketahui oleh daerah setempat yang lebih luas. Dengan berupaya memilih media yang tepat dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat. Pemilihan konten dakwah bertujuan untuk memudahkan para menteri dalam menyampaikan pesan-pesan agung yang mengandung sifat-sifat keislaman yang meliputi syariah, aqidah dan etika/mutu mendalam yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ide dakwah bukan sekedar menyampaikan data tetapi lebih pada kebutuhan masyarakat dengan menyertakan mentalitas dasar, untuk itu jalannya dakwah yang waras hendaknya mencakup jual beli data, diskusi dan argumentasi sehingga dakwah dapat berjalan dengan baik. Siklus ini benar-benar sampai pada batas kesunyian suara masing-masing kelompok umat Islam. Islam meyakini bahwa mencapai keberkahan hidup, jika dikaji lebih lanjut, pada hakikatnya mengandung makna bahwa interaksi dakwah akan menyentuh ranah yang paling mendalam, yakni menghubungkan segala bentuk kehidupan dengan agama sebagai jalur cinta kasih. Di zaman modernisasi ini, berbagai media dapat dijadikan sebagai penghubung atau pengantar anggapan dan arahan positif dalam hidup melalui transmisi ketat Islami, salah satunya adalah media online TikTok. Saat ini, menyiarkan pesan-pesan positif melalui media soaial virtual merupakan sebuah langkah strategis jika mengikuti perkembangan zaman yang sangat pesat dibandingkan dengan menyiarkan agama dengan menggunakan media atau teknik-teknik lama atau adat, misalnya saja naik mimbar dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Namun, tidak seperti saat ini, para pendakwah dituntut untuk lebih spesifik dan mudah beradaptasi dalam menyebarkan pelajaran khusus dan kualitas Islami melalui hiburan berbasis web dengan mampu menciptakan hiburan virtual.

TikTok sendiri merupakan salah satu media yang saat ini sedang tenar untuk diapresiasi oleh semua kalangan, mulai dari generasi muda milenial hingga orang dewasa. Jadi media TikTok merupakan metode yang cukup berwawasan luas untuk mengajar atau memberi informasi seputar keislaman. Ada juga beberapa menteri sebagai pengguna akun TikTok yang menyebarkan data-data pengajaran yang bagus dari perempuan ke laki-laki, hanya dengan konten singkat yang diposting dan dijadikan konten berisi pesan-pesan bagus berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Metode pengajaran yang seharusnya terlihat secara kasat mata dari media selain TikTok tentunya bisa dilakukan dari media lain, namun kekurangannya adalah waktu atau rentang waktu yang sangat singkat sehingga kurang berkesan bagi audiens. Tak hanya itu, postingan di media selain TikTok juga memiliki batasan waktu sehingga tidak bisa dengan mudah diakses dan ditonton oleh banyak pihak. Berbeda dengan TikTok berbasis web yang dulunya dipandang sebelah mata dan bahkan tidak ada kualitasnya, kini sudah kabur bak ditelan gelombang dengan berkembangnya berbagai postingan berisi konten positif dengan jangka waktu yang cukup singkat. Namun mana yang lebih bisa dibenarkan dan dirasakan oleh semua pihak. Dengan cara ini, TikTok telah melakukan pembaruan yang saat ini sangat mudah untuk menemukan elemen dan saluran yang membuat banyak orang tertarik untuk mencobanya.

Agama Islam membantu pendukung atau pemeluknya untuk bergerak dan melakukan perubahan, khususnya dalam menyiarkan hikmah dan nilai-nilai Islam dengan melakukan lompatan ke depan dengan berbagai perkembangan masa kini dan kemudian melibatkan TikTok sebagai instrumen pengajaran. Oleh karena itu, pelibatan TikTok sebagai sarana dakwah harus terus dilakukan secara kreatif. TikTok sendiri dapat dikenal sebagai instrumen yang mempunyai sifat responsif dalam pengajaran yang dapat menjadi jawaban terhadap perubahan atau permasalahan yang melenceng dari pelajaran Islam yang ketat. Bagaimanapun, ada alasan kuat mengapa Anda harus menyukai atau menjadi obsesif. TikTok sendiri tak henti-hentinya mampu menjawab dengan cepat setiap perkembangan atau penyimpangan sosial yang ada di mata publik. Media dakwah dapat responsif melalui balasan pada elemen-elemen tertentu yang dapat dijunjung tinggi, seperti segmen komentar, menjawab komentar dengan menggunakan teks atau dengan video, sehingga dapat terjadi percakapan antar pemateri atau penonton, reaksi video dan highlight lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh media dakwah. Pendakwah sehingga Anda dapat menjawab melalui komentar atau pesan singkat yang dikirimkan melalui catatan tertentu. Banyak yang beralasan bahwa Tik Tok bisa menjadi jawaban media dalam mengelola berbagai macam polemik dan persoalan yang ada atau terjadi di mata masyarakat. Meski hingga saat ini banyak orang yang merasa bahwa media TikTok berdampak buruk bagi pemirsa dan penggunanya, namun tidak sepenuhnya, semuanya bergantung pada setiap orang dalam memberikan wawasannya dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda. Reaksi kelompok masyarakat tersebut bisa dengan memanfaatkan hiburan berbasis web agar lebih cerdik mengatur kebutuhan daerah dalam mengelola persoalan di kancah publik. Pesan saya untuk dakwah melalui media soaial berbasis web oleh para pendakwah tidak boleh dijadikan sebagai pusat informasi, Tetapi harus dikaji atau di kupas lebih jauh dengan praktek agama terhadap kondisi sosial dan problematika masyarakat dengan menggunakan berfikir keras atau nama lain (critical thinking). Penyiaran informasi yang lebih bebas atau otonom sehingga tanpa campur tangan siapapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline