Lihat ke Halaman Asli

Amelia Wulandari

wanita biasa

Perjuangan Perawat Kusta

Diperbarui: 29 Juni 2015   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : http://kpdpkmgrati.blogspot.com/2014/02/kunjungan-dari-pt-astra-untuk.html

Ratna Indah Kurniawati (34). Begitulah namanya. Sosok wanita bersahaja yang berasal dari Pasuruan, Jawa Timur. Saya sendiri belum pernah bertemu dengan Ibu Ratna, dan saya hanya membaca tentang beliau dari sebuah tabloid beberapa tahun silam. Tetapi dengan hanya membaca ceritanya saya dapat menyimpulkan bahwa Ibu Ratna adalah sosok yang sangat inspiratif bagi seluruh orang di Indonesia, dan bisa dijadikan panutan terutama bagi tenaga medis.

Ibu Ratna adalah seorang ketua KPD (Kelompok Perawatan Diri) bagi penderita kusta di Puskesmas Grati, Pasuruan yang kebetulan adalah tempat tinggalnya. Penyakit kusta adalah penyakit yang sangat membutuhkan perhatian khusus. Bukan hanya perhatian secara medis dengan mengkonsumsi obat-obatan tetapi juga perhatian secara sosial. Perhatian secara sosial perlu dilakukan karena selama ini seringkali penyakit kusta di anggap sebagai penyakit yang menjijikkan, menular, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa kusta adalah penyakit “kutukan”. Akibatnya penderita seringkali dikucilkan dan dijauhi oleh masyarakat.

Tetapi berbeda dengan Ibu yang bekerja sebagai perawat ini. Tidak seperti oranglain yang enggan berdekatan dengan penderita, Ibu Ratna malah mendekatkan diri dan mau merawat mereka. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan medis, tetapi juga edukasi ke warga sekitar mengenai penyakit kusta. Meskipun dia sempat ditolak ketika akan memberikan edukasi, tetapi beliau tidak menyerah dan tetap melakukan tugasnya memberikan edukasi. Dari keterangannya di sebuah tabloid, informasi yang didapatkan mengenai penyakit kusta adalah :

1. Penyakit kusta adalah penyakit yang menyerang syaraf dan kulit, jika tidak segera diobati penyakit ini akan menyebabkan lepasnya jari tangan dan kaki dengan sendirinya. Kemudian jika penderita mengalami luka yang menganga maka luka tersebut tidak akan sembuh dan penderita tidak akan merasakan sakit juga karena syarafnya sudah rusak.

2. Jika penderita mengkonsumsi obat, maka 99% penyakitnya tidak akan menular.

3. Kusta basah akan sembuh dalam waktu 12-18 bulan, sedangkan yang kering selama 6-9 bulan.

Meskipun awalnya tindakan yang dilakukan oleh Ibu Ratna sempat ditentang oleh keluarga tetapi beliau tidak menyerah. Malah beliau menjelaskan kepada keluarganya hal-hal mengenai penyakit kusta yang tidak menular. Penjelasan dan kegigihannya mampu membuat keluarganya luluh sehingga beliau masih dapat berkarya di Puskesmas tempatnya bekerja.

Tidak ada yang ingin terkena penyakit seperti penyakit kusta, sehingga kita tidak boleh mengucilkannya. Tindakan Ibu Ratna yang sangat telaten dan berani patut dijadikan contoh dan teladan, sehingga tidak ada lagi penderita kusta yang dikucilkan.

Hal ini disebabkan karena tidak ada penderita yang ingin mengalami sakit kusta, dan penyakit kusta adalah murni penyakit bukannya kutukan. Sehingga kita sebagai manusia tidak berhak menjatuhkan penilaian yang menjatuhkan mental seseorang.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline