Teman tapi menikah? Dari lagu buku, bahkan filmnya pun sudah dirilis . Orang-orang kebanyakan sudah banyak memberi statement bahwa teman bisa menikah, atau dalam arti lain Teman, iya seorang teman main yang berlawan jenis bisa sampai menjadi teman hidup yang cukup serius yaitu menikah.
Saya percaya.
Mengapa? Kok saya bisa sampai percaya? .
Ada yang bilang "witing tresno jalaran soko kulino" yang artinya Cinta tumbuh karena terbiasa.
Dalam hal ini kita bicara dalam konteks pertemanan. Pernah merasa memiliki teman satu-satunya yang berlawanan jenis? Kalau kamu laki-laki berarti temanmu perempuan dan sebaliknya. Iya seperti itu, dimana kamu merasakan, kalau kalau kamu tidak menyetorkan cerita yang kamu lalui hari ini itu rasanya ada saja yang mengganjal dihati, yang kalau kamu atau dia sedang bahagia atau sedih dan kamu atau dia tidak tahu itu rasanya hati resah , yang kalau bicara bisa ngalor-ngidul sampai lupa waktu, yang tidak pernah bilang tidak ketika kamu merengek walaupun hanya ingin menuruti kemauanmu untuk beli kebab di gang depan dekat rumah. Yang selalu bisa bilang "kamu jangan kesana, aku anter ya, ayo ikut dan lain lain" . Terkesan seperti pacar saja ya? . Tapi tidak kok. Pacaran itu dosa hihi kata pak aji [red: haji] .
Siapa yang pernah berada di friendzone seperti ini ?
Pacaran itu hanya status. Percayalah. Yang secara tidak langsung status itu membatasi hubungan kalian. Pacaran itu bisa putus. Hubungan pertemanan? Bagaimana caranya bilang putus? Begini mungkin : Kita putus! Oh oke ya, yaudah jadi mantan teman yaaa ... byeeee. Gak. Gak ada!!??
Back to Teman Tapi menikah.
Untuk reader yang mungkin sudah dewasa, pasti bosan rasanya mengenal orang baru, yang belum tentu lebih baik dari orang yang kita kenal sebelumnya. Iya bukan ? Yang belum tentu sama mengertinya dengan orang yang sedang ada dihadapan kita saat ini. Yang bisa memaklumi setiap kesalahan dan membantu kita untuk merubah hal kecil yang mengganggu dan tidak baik untuk terus kita lakukan.
Tapi mungkin kalian akan bilang " tapi perempuan butuh kepastian , Status itu perlu" .ini sudah sering saya dengar .
Kalau saya, bukan lagi kepastian, tapi saya butuh komitmen! .