Lihat ke Halaman Asli

Amelia

Menulis Dengan Tujuan

Mengajarkan Anak Nikmatnya Hidup Sederhana

Diperbarui: 8 Agustus 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepeda alat transportasi satu satu nya yang sudah usang dan tidak terpakai karena rusak. Ngambil kredit sepeda ? Emoh! |Foto : Dokpri

Saya suka bersepeda. Setidak nya hal itu lah yang rutin di lakukan ketika masih gadis dulu. Olahraga bersepeda. Jauh jauh hari dari trend gowes kekinian. Sepeda adalah alat transportasi yang ringan, mudah, bebas polusi, murah dan bebas biaya bensin dan parkir. Di negara kita sepeda sudah melalui beberapa fase trend. 

Masi ingat jaman trend sepeda fixie ? Sepeda yang konon kata nya gak ada rem tangannya. Sepeda pixie sempat booming di pertengahan tahun 2000 an. Kemudian sepedahan naik trend nya ketika masa pandemi. Lalu di susul sepeda lipat hingga saat ini. Nah sekarang yang lagi naik daun itu sepeda listrik. Jika saya punya kemampuan lebih secara finansial, pasti sekarang sudah numpuk sepeda yang nge trend dari tahun ke tahun. Bersyukur nya saya bukan orang yang konsumtif. Karena secara kemampuan finansial belum mumpuni. Kenapa gak ambil cicilan kredit saja? Masa beli sepeda aja pake nyicil?

Sepeda adalah alat transportasi satu - satu nya di rumah. Suami bekerja di luar kota dengan membawa motor satu - satu nya.  Ya, satu- satu nya. Jadi kemana - mana saya jalan kaki. Yang deket- deket aja sih. Ke pasar contoh nya. Kebetulan pasar lokasi nya dekat dengan rumah saya. Di saat sekolah masih di terapkan secara daring. Anak saya belajar via zoom. Di ponsel milik saya dan satu satu nya. Sekolah sudah memberikan fasilitas kartu sim provider telekomunikasi. Jadi jika ingin pakai 2 handphone, 2 ponsel, 1 khusus untuk belajar. 1 untuk komunikasi di luar sekolah. Saya dan suami berfikir tidak perlu membeli ponsel baru untuk anak. 

Di lingkungan saya tinggal, tetangga dekat kami heran dengan anak anak saya yang bebas bermain di luar rumah. 

Si bapak bertanya ; 

" eh, kalian gak main games"? 

" Enggak om", jawab si kakak.

" jadi main apa di rumah?" Tanya nya lagi.

" ya main aja di rumah, mainan, gambar - gambar dan nonton youtube, itu juga kadang kadang , ga boleh tiap hari", ujar si kakak menjawab pertanyaan bapak tetangga kami.

Kami di rumah tidak ada televisi. Dan merasa tidak tersiksa karena nya. Malah merasa tertolong, karena acara televisi sekarang pun sudah semakin tidak karuan. Orang terdekat saya pun heran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline