Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi melakukan terobosan dengan menggelontorkan hibah kepada Perguruan Tinggi yang terpilih berdasarkan nilai tri dharma Perguruan Tinggi, untuk melakukan pengabdian masyarakat (abdimas) kepada masyarakat terdampak gempa di Cianjur. Sekolah Tinggi Manajemen IPMI (IPMI) Kalibata, Jakarta Selatan, yang didirikan oleh almarhum Bpk Bustanil Arifin di tahun 1984, adalah salah satu sekolah yang mendapatkan hibah tersebut sebesar Lima Ratus Juta Rupiah.
Sejak awal Desember 2022 tim IPMI telah turun ke lapangan untuk melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan mengundang wakil-wakil dari warga setempat. Berdasarkan analisa Manajemen Pasca Bencana ada dua bantuan besar yang diperlukan yaitu yang bersifat fisik maupun non fisik. Secara fisik terutama adalah bangunan yang hancur dan sumber air yang terhenti. Secara non fisik adalah perlunya pemulihan dari emosi negatif bersifat traumatis yang dirasakan oleh korban gempa Cianjur. Untuk mengatasi masalah ini dosen dan mahasiswa IPMI bermitra dengan Perguruan Tinggi setempat STIKES Cianjur serta dengan pemuka-pemuka setempat (local champions) melakukan beberapa program yaitu: Pembangunan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dengan konsep Rumah Tumbuh dengan rangka baja ringan beserta sumur dan MCK di desa Bangbayang; Penggalian sumur baru 63 meter di YPI Raudhatul Muttaqin, Gekbrong, Cianjur; Renovasi MCK di SMK Permata Insan Cianjur; serta Program Apotik Hidup pengenalan herbal yang dapat menunjang hidup sehat dan ditanam di pekarangan rumah di desa Bangbayang, Cianjur. Selain itu secara non fisik juga dilakukan program motivasi eksistensial diri untuk siswa siswi di SDn Sarampad dan program Spiritual Healing di desa Gasol, Cugenang untuk masyarakat. Disamping spiritual healing pada masyarakat, juga dilakukan secara terpisah program Train the Trainer untuk para guru di Cianjur agar juga siap meneruskan program Spiritual Healing tersebut kepada masyarakat.
Dari hasil monitoring dan evaluasi, terlihat manfaat program yang berdampak positif. Secara fisik fasilitas telah berfungsi dengan baik. Guru-guru telah mencoba menerapkan spiritual healing pada keluarga dan anak didiknya. Tanggal 28 Desember ini adalah hari akhir program dengan pelaporan lengkap kepada Kemenristekdikti. Program kerjasama Kemenristekdikti ini terbukti dapat membangun team building yang solid antara dosen, mahasiswa, mitra PT daerah dan local champions untuk dapat membantu menyelesaikan masalah di daerah terdampak pasca bencana secara tepat sasaran, efisien serta efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H