Lihat ke Halaman Asli

Amelia Daulay

Mahasiswa Sosiologi UNJ

Penanganan Kelangkaan Barang Akibat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 16 Maret 2022   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

PENDAHULUAN
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan virus yang muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada awal Desember 2019 dan menyebar ke seluruh dunia dalam kurun waktu yang sangat cepat. Ini dikarenakan penyebarannya yang sangat mudah yaitu melalui droplet yang dapat dengan mudah tersebar ketika manusia berinteraksi secara langsung dengan jarak tertentu. 

Oleh karena itu, sebagai bentuk mitigasi masyarakat diminta untuk berkegiatan dari rumah agar menghindari kontak langsung sehingga potensi penularan berkurang. 

Sayangnya, Indonesia dinilai lambat dalam menanggapi virus ini sehingga laju penyebaran di tanah air tergolong tinggi. Ini mengakibatkan banyaknya dampak, khususnya dampak buruk yang harus dirasakan oleh masyarakat. 

Pastinya dampak langsung yang bisa dilihat adalah dalam bidang kesehatan dimana hingga hari ini di bulan Maret 2022, COVID-19 masih terus menyebar dan angka kasus di Indonesia mencapai 5,88 juta jiwa. 

Selain mengancam kesehatan, aspek sosial dan ekonomi pun sangat terpukul. Ini dikarenakan masyarakat yang mobilitasnya dibatasi sehingga banyak kegiatan yang terganggu. Salah satu akibat di sektor ekonomi adalah terjadinya kelangkaan barang.


PERMASALAHAN YANG TERJADI
Kelangkaan barang terjadi akibat beberapa faktor seperti langkanya sumber daya, panic buying dan penimbunan. Pandemi muncul secara tiba-tiba sehingga tidak ada persiapan cukup, apalagi persiapan yang matang untuk menghadapi bencana ini. 

Contohnya, yang biasanya pasar masker hanya untuk orang-orang sakit, tenaga kesehatan, atau pengguna transportasi motor, seketika berubah dengan munculnya pandemi menjadi seluruh masyarakat, setiap orang yang keluar rumah diwajibkan memakai masker. Ini jelas mengagetkan pasar dimana tingkat produksi belum bisa menyeimbangi tingkat konsumsi yang tiba-tiba melonjak sangat tinggi. 

Para produsen yang biasanya hanya butuh bahan baku sekian banyak tiba-tiba butuh jauh lebih banyak. Bahan baku yang tersedia belum tentu bisa memenuhi kebutuhan seluruh produsen karena pastinya jumlah produsen tidak hanya satu. 

Ditambah lagi yang membutuhkan bahan baku ini bukan hanya Indonesia tetapi seluruh dunia sehingga terjadi perebutan yang semakin sengit. Kurangnya sumber daya memunculkan permasalahan lain yaitu harga yang naik. 

Semua produsen butuh bahan baku yang lebih banyak untuk memproduksi dalam skala yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Ini mengakibatkan harga bahan baku naik dan sesuai dengan hukum permintaan dimana ketika permintaan banyak, harga akan semakin tinggi. 

Ketika harga bahan bakunya naik, biaya produksi secara keseluruhan pun akan meningkat sehingga harga penjualan pasti naik. Pada akhirnya, ini bisa menimbulkan inflasi dan melemahkan daya beli masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline