Lihat ke Halaman Asli

Amelia Thahir

Student of Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pribadi Muslim Ideal

Diperbarui: 10 Desember 2022   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Trilogi ajaran islam, yakni Al Iman, Al Islam, Al Ihsan. Trilogi ini tercantum dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan muslim, dimana hadist ini berkisah pada suatu hari di tengah-tengah manusia, ketika itu datang malaikat jibril yang diutus oleh Allah datang menemui Rasulullah untuk mengajarkan tentang Iman, Islam, dan Ihsan. Tiga ajaran tersebut kini menjadi pembentuk kepribadian islam bagi seorang muslim, jika dijabarkan menjadi, Al Iman sebagai dasar atau pondasi kepercayaan dengan rumus Akidah, Al Islam sebagai pemeluk yang melahirkan Syariat atau norma aturan, Al Ihsan sebagai penjiwaan bagi pemeluknya yang melahirkan Akhlak. Lalu kemudian dari sana ter-susunlah sebuah struktur baru, dimana Akidah yang menjadi landasan kepribadian memandu Akhlak dan Akhlak di pandu Akidah.

Seseorang menjadi pribadi muslim yang ideal apabila ketiga ajaran tadi menjiwai dalam diri. 

Tetapi, seolah muslim tak luput dari kesalahan yang terus menerus terjadi dalam keimanannya. Kapan seorang muslim itu memiliki kecacatan dalam keimanannya?. Seseorang memiliki tingkatan dalam keimanan, ketika dia berada di level kepercayaan maka dia menjadi yakin. Ketika dia sudah yakin, maka dia akan kuat, dengan apa? Kuat dengan ilmu. Dan ketika dia kuat dengan ilmu, maka dia akan lemah dengan kebodohan apabila tidak sering-sering di topang dengan ilmu, hingga berada di tahap level melakukan kemaksiatan. Disitulah seorang muslim akan mengalami kecacatan dalam keimanannya.  

Kenapa dalam tahapan tingkat keyakinan, dikatakan seseorang akan kuat dengan ilmu. Prof Dr Asep Usman Ismail dalam ceramahnya di forum kelas pada senin 12 September 2022 di Fakultas Syari'ah dan Hukum menjelaskan, Iman yang kokoh hanya akan didapat dalam beberapa hal, terutama pada qalbu (hati), yakni apabila ilmu tersebut Ilmu tersebut meresap, menghayati, me jiwai, dan mengakar, maka kekokohan iman akan menguat di hati. Beliau juga mengatakan bahwa, ilmu hanyalah penopang iman, dan ilmu memiliki tiga level tingkatan, yakni mengetahui yang menghasilkan pengetahuan, mengerti yang menghasilkan pengertian, dan paham yang menghasilkan pemahaman. Dan dari penjelasan demikian pula akan menjawab pertanyaan, bagaimana kepercayaan itu berubah menjadi keyakinan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline