Lihat ke Halaman Asli

Sektor Pertanian di Kota Balikpapan Terus Menurun

Diperbarui: 25 Agustus 2021   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Luas lahan pertanian di Balikpapan kurang lebih sekitar 550 hektare dengan lahan pertanian yang masih terpusat di wilayah Balikpapan Timur dan Utara. Ironisnya, lahan pertanian yang ada di Balikpapan masih dikuasai oleh warga luar Balikpapan.

Jadi banyak petani yang hanya pinjam pakai, sistem sewa dan sebagainya. Yang milik sendiri masih sedikit karena rata-rata dimiliki oleh orang-orang luar daerah yang memiliki penghasilan lebih.

Namun, lahan pertanian di Balikpapan terus mengalami penyusutan yang sebagian besar disebabkan karena alih fungsi lahan, baik digunakan menjadi lahan hutan lindung maupun menjadi lahan perumahan.

Lahan pertanian yang diubah menjadi hutan lindung terdapat di daerah Balikpapan Utara yang sekarang dijadikan untuk Kawasan penyangga waduk manggar dan daerah aliran sungai manggar serta hutan lindung sungai wain.

Sekarang hanya tinggal 300 hektare dari 550 hektare lahan pertanian dan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian pun setiap tahunnya ikut menurun. Saat ini kurang lebih hanya 9.341 orang yang masih bekerja di sektor pertanian.

Penyebab turunnya jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian, karena banyak tenaga kerja yang memilih pekerjaan lain dengan alasan upah yang didapat sebagai petani sangat murah. Sehingga tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan yang ada.

Saat ini pemerintah di Kota Balikpapan terus melakukan upaya mendorong tenaga kerja untuk tertarik pada sektor pertanian. Salah satu bentuk upaya pemerintah yaitu dengan mengolah lahan pertanian menggunakan inovasi teknologi.

Misalnya, mendorong petani untuk dapat menggunakan mesin dan alat pertanian yang modern. Seperti menggunakan kultivator, yaitu alat untuk menghancurkan dan mengaduk gumpalan tanah yang besar sebelum melakukan penanaman maupun setelah benih atau bibit tertanam.

lahan di Balikpapan cukup potensial untuk tanaman padi, hanya saja terkendala pengadaan air untuk tanam. Sulitnya sumber air untuk mengaliri lahan tanam padi serta minat masyarakat untuk menanam padi yang berkurang juga mempengaruhi hasil produksi padi di Kota Balikpapan.

Dimana hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar 0,05 persen dari kebutuhan beras. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok ini, pemerintah mengandalkan pasokan dari luar daerah.

Sedangkan untuk perluasan lahan atau ekstensifikasi ini pihak pemerintah tidak dapat berbuat banyak. Yang dapat dilakukan hanya dengan meningkatkan hasil produksi atau intensifikasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline