Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Daulah Umayyah pada Masa Al-Walid Bin Malik

Diperbarui: 21 Januari 2023   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

AL-Walid Bin Abdul Malik

Khalifah AL-Walid Bin Malik merupakan salah satu Khalifah pada masa daulah Umayyah. Beliau lahir pada tahun 668M di masa kekuasaan Khalifah Mu'awiyah Bin Abu Sufyan, Al-Walid merupakan putra dari Abdul Malik Bin Marwan ibunya bernama Wiladah Binnti Al-Abbas Bin Juz Bin Al-Harts Bin Zuhair Al-Abbasi. Dalam riwayat kehidupan kecilnya beliau dibesarkan di dilingkungan istana yang megah tanpa kekurangan sedikitpun. Tetapi kehidupan yang demikian tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang suka berfoya-foya dan bersifat sombong.

Sikap yang ditunjukan semasa kecilnya, yaitu sikap  yang selalu memperhatikan rakyat kecil dan mempunyai cita rasa artistik yang terus berkembang. Sehingga dirinya telah menunjukan bahwa beliau adalah orang yang layak menggantikan kekhalifahan sebagai penerus ayahnya.

Al-Walid merupakan pencinta Al-Qur'an, beliau banyak membaca Al-Qur'an dan banyak memotivasi masyarakat untuk menghafalnya dengan memberi hadiah kepada mereka. Bahkan ditengah kesibukannya beliau dapat mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak tujuh hari sekali. Sehingga beliau menjadi suri tauladan di masyarakat

Pada masa kekuasaan kakeknya yaitu Marwan bin Abdul Hakam, Marwan menyerahkan tahta putra mahkotanya kepada dua anaknya yaitu Abdul Malik sebagai putra mahkota pertama dan dan saudaranya Abdul Aziz sebagai putra mahkota kedua. Namun pada saat Abdul Malik berkuasa dia ingin memberikan tahtanya kepada putranya yaitu Al-Walid, tetapi Abdul Aziz menolak memberikan tahtanya, Namun pada akhirnya Al-Walid dapat berkuasa tanpa ada hambatan karena Abdul Aziz meninggal pada tahun 705M, lima bulan setelah wafatnya Abdul Aziz, Al-walid pun dinobatkan sebagai Khalifah Dinasti Umayyah menggantikan posisi ayahnya.

Al-Walid merupakan pencinta Al-Qur'an, beliau banyak membaca Al-Qur'an dan banyak memotivasi masyarakat untuk menghafalnya dengan memberi hadiah kepada mereka. Bahkan ditengah kesibukannya beliau dapat mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak tujuh hari sekali. Sehingga beliau menjadi suri tauladan di masyarakat.

Pada masa pemerintahannya beliau melanjutkan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan ayahnya untuk memperluas wilayah kekhalifahan. Pada masa pemerintahannya pun, beliau tidak mengalami tantangan-tantangan sebagai khalifah sebagaimana yang dirasakan oleh ketiga pendahulunya. Maka dari itu Al-walid dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada upaya penaklukan wilayah timur dan barat.

Masa pemerintahannya dipandang sebagai salah satu periode terkuat pada masa dinasti Umayyah. Karena selain fokus pada perluasan wilayah, beliau juha membangaun sarana dan insfrastruktur bagi rakyatnya. Diantaranya yaitu:

Merenovasi Masjid Nabawi. Pada saat merenovasi masjid nabawi beliau mempercayakan proyek ini kepada sepupunya yaitu Umar Bin Abdil Aziz yang saat itu mejabat sebagai Walikota Madinah, dan pengawasaanya ditugaskan kepada Shalih Bin kaisan. Beliau mengeluarkan dana yang besar dengan mengirimkan banyak marmer dan mozaik serta mengirim 80 ahli bangunan berkebangsaan Romawi dan Koptik dari Syam dan Mesir.

Membangun masjid Damaskus. Masjid Damaskus menjadi simbol kebesaran arsitektur Islam. Pembangunannyapun menghabiskn dana yang besar dan pembangunannya pun menghabiskan seluruh kekuasaan Al-walid dan baru dirampungkas pada masa pemerintahan Sulaiman Bin Abdul Malik.

Perbaikan Jalan raya. Jalan raya yang diperbaiki yaitu rute menuju Hizaz, supaya mempermudah perjalanan jemaah haji menuju Baitul haram.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline