Negeri Hedon, negeri kaya sumberdaya alam yang miskin sumberdaya manusia bermoral. Negeri ini tercantum dalam peta dunia Planet Antah Berantah. Negeri Hedon, negeri yang katanya kenamaan, namun tersungkur akibat dirampok oleh bangsanya sendiri.
Negeri ini tak disangkal adalah negeri yang penduduknya ramah. Dulu, jiwa gotong royong dan kekeluargaan adalah kebanggaan yang kini langka. Tidak lagi menunggu serangan dari alien seperti di film - film fiksi action, Negeri Hedon sudah terseok - seok bangkit dari lumpur kubangan keserakahan yang dibiarkan menganga dan meluas.
Yang kutahu, dulu Negeri Hedon ini begitu memuja warna emas. Beberapa windu, bahkan rambut pun sedapatnya berwarna keemasan, daun cemara pun dicat emas muda, pucuk kelapa sedapatnya disulap keemasan pula. Untung saja mereka, rakyatnya tidak menjadi buta warna.
Lalu mereka berceloteh, reformasi berhasil mereka capai. Perombakan dilakukan. kabinet ini, kabinet itu. Mereka bersemangat karena adanya pergantian kepemimpinan yang menandakan otoriter berhasil dilumpuhkan. Sebuah Majelis raksasa diistirahatkan sebagai bentuk akibat dari pemilihan langsung rakyatnya untuk memilih anggota dewan, pemimpin daerah dan pemimpin negerinya.
Seperti halnya perombakan yang selalu memerlukan waktu untuk benar - benar sadar dan pulih, Negeri Hedon pun tertatih - tatih menyongsong pembaharuan yang mereka namai demokrasi. Selalu ada yang setuju atau tidak setuju. Begitulah mereka berusaha bertahan hidup atau seandainya dapat melangkah maju.
Kabarnya sekarang, bahkan lambang negara berupa burung perkasa pun dijadikan milik perorangan, ah bukan untuk segelintir golongan yang mengatasnamakan rakyat. Warna bendera yang bagai pelangi pun disulap jadi milik segolongan yang berkepentingan lalu lagi - lagi mengatasnamakan rakyat.
Awalnya tampak heroic, nyaris tak kentara maksud buruknya meski di mata yang jeli tetap saja itu nyata. Dewan yang dipilih langsung oleh rakyatnya pun berpaling. Entah mengapa, rakyat Negeri Hedon saat pemilihan pemimpin mereka dapat berpikir cermat. Lain halnya saat mereka memilih anggota dewannya, sebagian besar seolah - olah otaknya disimpan di dalam peti dan dikunci rapat. Maka tak aneh jika sebagian besar anggota dewannya pun seperti peti berkarat yang kosong, hampa, lupa amanah. Alih - alih sebagai perpanjangan keinginan rakyatnya, para dewan seperti tersihir hanya untuk memenangkan pekara berdasarkan kepentingan golongannya saja. Apa itu namanya mereka sebut? Ah ya, partai. Pada akhirnya sebagian besar adalah dewan perwakilan partai.
Peraturan dibuat untuk dilanggar. Peraturan dibuat untuk kepentingannya saja. Peraturan adalah sesuatu yang remeh, hanya hiasan. Maka rakyat Negeri Hedon tidak lagi merasa aneh atas fenomena rapat oleh para dewan yang full drama atau bahkan dengan sisipan comedy action juga.
Negeri Hedon, bilakah kalian sesungguhnya dapat benar - benar sadar untuk maju dengan kekuatan yang bersatu, bertanggungjawab, menjunjung sportifitas???
Kini, Negeri Hedon sedang belajar untuk berdamai dari getirnya rasa kalah atau gagahnya rasa menang. Mereka sedang disajikan tayangan yang pada akhirnya membodohi publik. Yang di sana, kata mereka, adalah Perampok Rakyat.
[caption id="attachment_365324" align="aligncenter" width="300" caption="sumber gambar. wahyukokkang.wordpress.com"][/caption]