Sahabat adalah orang terdekat kita di luar anggota keluarga. Sesama sahabat harus saling menyayangi dan selalu ada dalam waktu senang dan sulit. Karakter seseorang kadang dapat tergambarkan tergantung kepada dia bersahabat, karena persahabatan dapat mempengaruhi tingkah laku, pola pikir, adab dan etika seseorang.
Hal ini sejalan dengan yang diterangkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
"Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapunberteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan ataupakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak." (HR. Bukhari,no. 2101).
Ada pun dari Abu Hurairah Raiyallahu 'Anhu, Rasulullah bersabda:
"Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat."
Dari kutipan hadist tersebut jelas bahwa seseorang muslim dihimbau untuk pintar-pintar memilih teman, carilah seseorang yang bisa mengajak untuk lebih dekat kepada Allah, serta dengan berteman dengannya kita bisa lebih sering melakukan kebaikan serta memperoleh banyak manfaat dari persahabatan tersebut.
Berikut adab pertemanan menurut Imam Al Ghazali
1. Menunjukkan rasa gembira ketika bertemu
Etika utama dalam membangun persahabatan adalah senang ketika bertemu. Menyambut hangat sahabat dengan senyuman dan raut muka bahagia, sikap ini menunjukkan kebahagiaan serta rasa syukur atas kehadiran sahabat dalam hidup kita, dan dapat meningkatkan energi positif dalam berinteraksi sehingga memperkuat hubungan persahabatan.
2. Mendahului Mengucapkan Salam
Mengucapkan salam berarti turut mendoakan keselamatan kepada yang diucapkan, Kalimat salam yang diucapkan akan menimbulkan rasa hangat dan lebih akrab ketika memulai pertemuan.
3. Ramah dan lapang dada ketika duduk bersama
Dalam membangun persahabatan yang kuat, tentu kita memerlukan dasar pondasi yang kuat. Salah satu yang menjadi dasar pondasi untuk menjalin persahabatan yang kuat terletak pada rasa yang tulus, baik dalam menunjukkan kepedulian, mendengarkan keluh kesah teman termasuk menerima perbedaan sudut pandang yang mungkin terjadi dalam sebuah persahabatan.
4.Memperhatikan saat teman berbicara dan tidak memotong dan mendebat di saat sedang berbicara.
Memperhatikan saat teman berbicara dengan tidak memotong pembicaraannya ataupun mendebatkan nya termasuk kedalam etika berkomunikasi, sikap ini juga menunjukkan rasa hormat kepada teman kita sehingga terciptalah keseteraan dalam pertemanan. Dalam pertemanan kedua belah pihak jangan sampai saling menyakiti. Hal-hal yang bisa merusak pertemanan sebisa mungkin harus dihindari
5. Menceritakan hal-hal yang baik.
Pertemanan yang tulus tentu akan berlangsung lama hingga ke anak cucu, membicarakan hal hal yang baik tentang teman tentu akan meningkatkan kualitas hubungan pertemanan sehingga masa pertemanan semakin lama, sebisa mungkin hindari lah menceritakan hal hal yang sekiranya dapat menyakiti ataupun menyinggung perasaan teman karena bisa menjadi awal dari kehancuran sebuah pertemanan
6.Memanggil dengan nama yang disenangi
Memanggil dengan nama yang disenangi dapat menyenangkan hati orang lain khususnya teman kita, hal ini juga dapat mempererat hubungan pertemanan karena terkesan lebih akrab daripada yang lain.
Berdasarkan pemarapan diatas, semoga kita dapat menyadari pentingnya etika dalam menjalin hubungan pertemanan serta kepada siapa kita menjalin hubungan, karena bisa jadi karena teman kita, kita menjadi manusia yang lebih baik ataupun sebaliknya jika kita salah memilih teman tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan terjerumus kedalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H