Ulur tangan
Rasakan api yang membakar
hati, agar kau tak lagi bimbang dengan jalanku.
Buka mata
lihat luas lautku, agar kau tak perlu menunggu kepulangan.
Kita telah puas berdoa.
Membakar dupa demi dupa,
sampai tak lagi mengenal asapnya.
Kini, segala kan menuju asal.
Perahu kan membawaku jauh, mencari tanah air di kesunyian.
Laut telah jadi rumahku. Beratap langit kelam, beralas gulung gelombang.
Demi apakah semua doa dan dupa, sampai melupa pada hari-hari penuh keteguhan?
Demi apa semua tangismu, yang kini genangi pelupuk sanubariku?
Demi apakah bait-bait pahit, sedang laut kini bergembira dalam jemariku?
Oh Matahari
biarkan kukecup secuil sinar yang masuk ke bilik laut.
Oh Bulan
terangi laut, biar perahu melayar di bawah rahim sinarmu.
Biarkan perahu berpacu dalam nyanyian laut gelombang!
Biarkan dia berkeping, lalu dalam hati berkeras api, kutaruh keping-keping itu di pangkuan buah hati.
Kopong Bunga Lamawuran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H