Artikel kali ini bertujuan untuk menceritakan tentang proses dinamika kelompok dalam menganalisis sebuah komunitas. Sebelumnya, teman-teman kelompok telah bersepakat untuk menganalisis salah satu komunitas yang kebetulan satu dari beberapa pengurus dari komunitas tersebut merupakan teman.
Harapannya kelompok bisa mendapat informasi seputar komunitas baik profil maupun kegiatan dengan lebih mudah. Namun di awal perjalanan kami dalam menganalisis komunitas tersebut kelompok mengalami beberapa kendala sehingga membuat proses analisis mengalami kesulitan.
Oleh karena itu kelompok mengadakan diskusi lebih lanjut untuk membahas hambatan tersebut dan dicapai kesepakatan untuk mengganti komunitas yang akan dianalisis.
Pada diskusi tersebut saya menawarkan satu komunitas yang sudah saya ikuti cukup lama yakni Komunitas Film Klaten atau bisa disebut Konfik. Komunitas ini mulanya juga menjadi pilihan cadangan kelompok dalam melakukan proyek analisis dan ternyata pilihan kedualah yang menjadi objek analisis. Pergantian komunitas ini dilatarbelakangi karena kesusahan komunikasi terhadap pihak komunitas pertama sehingga diharapkan dengan menganalisis Komunitas Film Klaten akan mempermudah kelompok dalam melakukan proyek analisis.
Setelah menginformasikan mengenai pergantian komunitas, di hari Selasa, 16 Maret 2021 kelompok bersama Miss Vita mengadakan live Instagram untuk membahas hal-hal mengenai Komunitas Film Klaten. Live berjalan menarik dengan banyak partisipan yang menonton dan bertanya mengenai komunitas kami. Pada live Instagram ini kami mengajak penonton untuk mengenal lebih jauh mengenai Konfik.
Hal-hal yang menjadi pembahasan selama live adalah sejarah awal munculnya Komunitas Film Klaten, ketua dan pengurus komunitas, kegiatan Konfik yang sudah dilakukan baik di masa sebelum pandemi maupun saat situasi pandemi, karya-karya film yang telah diproduksi Konfik, dan yang terakhir prestasi yang sudah diraih Konfik. Penonton dalam live Instagram kali ini dapat dikatakan antusias, dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka lontarkan kepada kelompok karena keinginan untuk lebih mengenal komunitas yang kami analisis.
Pertanyaan-pertanyaan yang kelompok terima antara lain seperti apakah komunitas ini hanya untuk orang yang tinggal di kota Klaten, apakah diperlukan keahlian khusus di bidang film untuk bergabung dalam komunitas ini, bagaimana komunitas ini bisa mendapatkan dana untuk melakukan kegiatan dan produksi film, dll.
Lantas kami menjawab satu persatu pertanyaan dari teman-teman yang menonton berangkat dari informasi yang sebelumnya sudah kami dapatkan dari Komunitas Film Klaten.
Komunitas ini dapat dikatakan bersifat terbuka yang artinya siapa saja diperbolehkan bergabung tanpa terikat aturan tertentu namun tetap memegang prinsip dasar apabila komunitas mengadakan sebuah agenda untuk kumpul-kumpul bersama diharapkan setiap anggota bisa meluangkan waktunya untuk bertemu dan menjalin silaturahmi.