Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Jokowi Bak "Bermain Wahana Tornado Ancol"

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menangnya Jokowi-Kalla pada pires 9 April lalu yang meraih 53,15% suara mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta yang mengumpulkan 46,85% suara telah melaksanakan pelantikan pada Senin, 20 Oktober 2014 di gedung DPR/MPR. Maka jika dihitung kurang lebih sudah empat bulan hingga sekarang Jokowi menjabat sebagai orang nomor 1 di Indonesia. Banyak nitizen yang menilai kinerja Jokowi melempem, mereka kecewa karena Jokowi dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan masalah yang sedang membelit sekarang ini, padahal banyak harapan wong cilik yang meletakkan banyak harapan di pundak mantal Gubernur DKI ini.

Tentulah kalian pernah merasakan ekstremnya permainan Tornado di Dufan Ancol bukan? Duduk dengan sabuk pengaman yang kencang, kemudian dilempar diputar-putar, bila di atas benar benar diatas, bila dibawah benar-benar di bawah, dijungkir balikan oleh mesin, dan mana mungkin bisa lepas dari dahsyatnya jungkir balik itu saat permainan telah di "on" kan, mau tidak mau harus menyelesaikan permainan ini hingga usai. Apa yang dirasakan saat menaiki Tornado ini? Mungkin ini adalah sensasi yang sedang dirasaka presiden kita, Joko Widodo.

Begitu pelik problema yang harus di hadapi mantan walikota Solomini, seperti saat memilih Jaksa Agung H.M.P serta pengusulan calon Kapolri Budi Gunawan dimana Jokowi tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisi Transaksi (PPATK) padahal pada pemilihan kabinetnya, Jokowi meminta pertimbangan kedua pihak ini. Tak lama, munculah perseturuan antara POLRI dan KPK dengan saling tangkap-tangkapan antara kedua institusi ini, KPK menetapkan Budi Gunawan dengan kasus rekening gendutnya, dan tak lama petinggki KPK dijadikan tersangka oleh POLRI. Bambang Widjayanto dengan kasusnya terkait kesaksian palsu saat pilkada Kalimantan Barat dan Abraham Samad dengan kasusnya foto mesra dengan Friyani Lim serta kasusnya terkait pemalsuan dokumen. Muncul banyak desakan dari berbagai kalangan agar Jokowi lekas membuat keputusan untuk melerai cicak buaya ini. Memanglah butuh waktu lama bagi Jokowi memikirkan masalah bundet ini, namun perlu diacungi dua jempol karena pada akhirnya Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri dengan mengusulkan Komjen Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri. Jikalau presiden mengangkat Budi Gunawan karena setelah sidang praperadila ia telah lepas dari tersangka dan pencalonannya telah disetujui oleh DPR maka akan timbul pandangan negatif dari nitizen serta masyarakat, walaupun tentu banyak kalangan kepentingan politik yang geram dengan keputusan ini. Belum lagi muncul perkara salah satu pimpinan KPK yakni Adnan Pandu Praja dan 21 penyidik KPK yang terancam sebagai tersangka oleh kepolisian dalam kasus-kasus yang dinilai seret akan keganjalan.

Jokowi harus pintar-pintar gunakan hak prerogatifnya tanpa ada intervensi dari pihak luar. Tentu kedepannya beliau harus lebih siap mental pikiran dalam menghadapi dan menyikapi betapa bundetnya Indonesia ini..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline