Minat membaca merupakan syarat penting bagi peserta didik sebagai sumber motivasi kuat untuk dapat memahami, mengingat, menganalisa, dan juga mengevaluasi informasi yang dibacanya. Keterampilan mengolah informasi tersebut bisa dikatakan sebagai pengalaman belajar yang menggembirakan bagi peserta didik.
Minat baca peserta didik mempengaruhi bentuk serta intensitasnya dalam cita-citanya kelak dimasa depan, selain itu membaca juga sebagai salah satu bagian atau tahapan dalam proses pengembangan diri yang harus terus diasah, ditingkatkan sebab minat baca tidak diperoleh dari bawaan lahir hanya saja merupakan sebuah pembiasaan yang terbentuk dari lahir, jadi bisa dikatakan bahwapembiasaan membaca dimulai dari lingkup keluarga.
Rendahnya minat baca sangat berpengaruh besar terhadap mutu pendidikan. Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya minat baca peserta didik, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang pertama minat baca peserta didik dipengaruhi faktor internal, faktor internal ini berasal dari diri peserta didik misalnya kemampuan membaca, kemampuan memahami makna yang terkandung dalam bacaan, kurangnya membiasakan membaca, membaca hanya ketika ada perintah dari Guru.
Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan sarana dan prasarana, sebagai contoh kurangnya ketersediaan buku sehingga peserta didik kurang berminat untuk berkunjung ke perpustakaan, lingkungan sekolah yang kurang mendukung, program literasi sekolah yang belum berjalan optimal, kurang optimalnya pemanfaatan mading sekolah, peran perpustakaan sekolah yang belum maksimal, dan pengaruh penggunaan Handphone dan media sosial yang semakin marak dewasa ini.
Selain memiliki dampak negatif dalam pembelajaran, keberadaan Handphone juga memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan Handphone sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran dirancang dan diciptakan oleh Guru untuk mempermudah dalam proses berlangsungnya pembelajaran baik bagi Guru maupun peserta didik. Handphone berfungsi sebagai alat atau media komunikasi, sehingga berdasarkan fungsinya tersebut Guru bisa memanfaatkannya sebagai media pembelajaran.
Flipbook merupakan bahan ajar yang cukup inovatif dan dapat digunakan sebagai sarana untuk dapat menarik minat baca peserta didik. Menurut Nurseto, Flipbook didefinisikan sebagai lembaran lembaran kertas yang mirip seperti buku, majalah, koran, ataupun album. Secara umum Flipbook merupakan buku digital yang didalamnya bisa memuat teks, gambar, video, musik, lagu dan animasi bergerak. Flipbook bisa dijadikan sebagai salah satu alternativ media pembelajaran modern yang dapat Guru manfaatkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Handphone sebagai sarananya.
Keberadaan Flipbook sudah barang tentu memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan buku teks, buku cetak ataupun buku elektronik biasa. Selain itu Guru bisa terus mengasah kreativitas dalam mengatur desain flipbook yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran, sehinga bisa tampil menarik dan dapat mendorong minat peserta didik untuk membacanya tanpa merasa beban.
Jika peserta didik menikmati aktivitas yang beragam dalam proses pembelajaran sudah tentu akan tercipta suasana belajar yang seru dan menyenangkan, kondisi ini akan berakibat pada pada meningkatnya efektivitas pembelajaran. Jika peserta didik sudah menikmati poses pembelajaran akan berakibat juga pada meningkatnya hasil belajar peserta didk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H