Lihat ke Halaman Asli

Kerjanya Lengket di Jurnalistik Tapi Faktanya "Alimin DS" Mampu Menjaga Hati

Diperbarui: 17 Mei 2019   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alimin DS, Ketua JOIN Bantaeng (17/05/19).

Makassar. Bulan suci Ramadhan 1440 yang dinanti seluruh umat Islam patut menjadi perhatian serius. Seperti diketahui Ramadhan yang diartikan sebagai bulan panas untuk membakar seluruh dosa dan kesalahan.

Bagi Ketua JOIN Bantaeng, Alimin DS, Ramadhan ini seharusnya dijadikan ruang pembelajaran khususnya bagi setiap jurnalis atau mereka yang mengklaim diri pekerja media atau kuli tinta dan kuli Android.

"Bulan Ramadhan ini harus betul-betul dimanfaatkan untuk belajar membiasakan diri bekerja dengan baik. Keluar Ramadhan nanti kita enak bekerja tanpa hoax", jelasnya.

Dimaksudkan disini bagaimana seorang jurnalis mampu menyajikan berita kepada pembaca berdasar fakta, bukan malah hoax dan cenderung menulis tanpa dasar sama sekali.

Digambarkan kepada AMBAE, Jum'at malam (17/05/19) saat ditemui di Jalan Masjid Raya, Kota Makassar bahwa sikap dan perilaku jurnalis yang kemudian dituangkan ke dalam tulisannya yang demikian sama pentingnya dengan menjaga hati. Tentu media yang diusungnya senantiasa akan mendapat kepercayaan di hati pembacanya.

Ketua JOIN Bantaeng memberikan poin penting untuk menjaga hati sebagai seorang jurnalis.

Pemilik media online "Publikasi Indonesia" itu menegaskan agar jurnalis menghindari cara-cara yang tidak mengedepankan etika jurnalistik. Apalagi sampai harus mengorbankan popularitas ketimbang unsur faktual dan keakuratan data.

Resepnya belajarlah di bulan Ramadhan menuju proses 11 bulan lainnya. Allah Swt dengan jelas melarang kita memfitnah", imbuhnya.

Disebutkan salah satu ayat dalam Kitab Suci Al-Qur'an yakni QS Al-Baqarah: 191 yang artinya kurang lebih adalah "Fitnah lebih kejam dari pembunuhan".

AMBAE lalu mendapat penjelasan seorang Muballigh di Kabupaten Bantaeng yakni Ustadz H Arifuddin. Bahkan dalam berbagai kesempatan dia berceramah menghimbau umat Islam untuk menghindari gosip.

"Bapak dan Ibu yang punya sosial media, berhati-hatilah menggunakannya. Kalau ada hal miring-miring disitu, tinggalkan", harapnya.

Dikatakan bahwa dunia informasi yang begitu pesat seiring kemajuan teknologi turut menghantui konten-konten berbau gosip. Gosip itu dilarang, kata dia termasuk menyebarkan gosip karena bisa merusak tatanan kerukunan dan kebersamaan dalam kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline