Lihat ke Halaman Asli

Pemkab Bantaeng dan BPPT Latih Penggunaan Mesin Extruder

Diperbarui: 9 Agustus 2017   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadis. Ketahanan Pangan Bantaeng memasukkan jagung ke dalam mesin extruder (07/08).

Guna mendukung program nasional Kedaulatan Pangan, Pemerintah Kabupaten Bantaeng bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan teknologi pengolahan pangan untuk meningkatkan ketersediaan dan pemenuhan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Dengan menggelar Pelatihan Pengoperasian Alat dan Pembuatan Beras Analog Berbahan Baku Lokal (07/08).

Mesin Extruder dirancang untuk membuat produk pangan. Bakal diproduksi secara massal di seluruh daerah di Indonesia dengan melibatkan PT. Barata Indonesia. Dimana sebelumnya dilaunching secara resmi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D, CA) di Balai Kartini Bantaeng, 5 Agustus 2017. Disampaikan Dr. Hardaning (Direktur Pusat Tekhnologi Agtoindustri) bahwa mesin tersebut memiliki TKDN di atas 90%.

Mesin Extruder dapat memproduksi mie dan beras analog dengan memanfaatkan bahan baku seperti jagung dan beragam bahan olahan yang banyak dijumpai di sekitar kita. "Beras analog berbahan baku pangan lokal telah dilakukan pengujian, baik pengujian menggunakan hewan uji tikus dan juga uji klinik terbatas. Hasilnya sangat menyehatkan karena kandungan serat pangan tinggi dan memiliki indeks glikemik rendah. Beras analog ini sangat cocok untuk penderita diabetes dan pradiabetes" jelas Prof. Dr. Bambang Hariyanto, M.Si (Ahli Peneliti Utama Bidang Pangan).

Penggunaan mesin extruder cukup mudah. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bantaeng pun melatih beberapa UKM/KWT dalam pengoperasian dan penggunaannya. Tentunya diharapkan dapat meningkatkan peran UKM dalam menggerakkan perekonomian daerah dan mewujudkan masyarakat Bantaeng yang sehat.

Ir. Rita S. Pasha, MM (Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bantaeng) saat ditemui Tim AMBAE di Gedung Sentra Pengolahan Pangan Kabupaten Bantaeng mengungkapkan, "Bantaeng kaya akan sumber daya pangan lokal yang masih belum termanfaatkan secara optimal, seperti talas, tasabbe dan uwi. Sehingga kami bekerja sama dengan BPPT sesuai dengan Perjanjian Kerja sama yang telah ditanda tangani antara Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bantaeng dan Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) dalam Program Pengembangan Technopark Bantaeng".

Dirinya berharap Beras Ganyong Talas, Mie Jagung dan Beras Jagung yang telah diproduksi saat ini dapat dikonsumsi masyarakat. "Supaya masyarakat lebih tau dan terbiasa makan beras analog atau mie dari pangan lokal ini, kami akan sosialisasikan. Kami mulai dari aparat-aparat di SKPD. Begitu juga di rumah sakit khususnya bagian gizi. Jadi diberikan pada klinik gizi untuk dikonsumsi pasien" tambah Rita. (AMBAE)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline