Lihat ke Halaman Asli

Caci' Nan Tabah Kembali ke Tamona

Diperbarui: 28 April 2017   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ribuan warga antar Caci' hingga usai prosesi pemakaman di Tamona, Bantaeng (28/04).

Pria kelahiran tahun 1966 ini harus meninggalkan keluarga dan harta kekayaannya setelah divonis meninggal dunia Kamis kemarin (27/04). Lahir di Tamona, Desa Bonto Daeng, Kecamatan Ulu Ere, Nasir bin Sainong alias Caci' dikenal sebagai salah satu putra terbaik dari rumpun keluarga terbesar di Kampung Tamona. Tak hanya Tamona, keluarganya begitu besar dan luas merambah hingga Kampung Loka, Desa Bonto Marannu, Kecamatan Ulu Ere dan Pa'rasangang Beru, Desa Bonto Karaeng, Kecamatan Sinoa.

Sekitar setahun lebih, keluarga Caci ditimpa musibah bertubi-tubi. CObaan begitu berat dialaminya. Meski demikian dirinya berusaha tetap sabar dan tabah menjalani tiap cobaan. Keluarga besarnya dikenal erat pertaliannya dalam memahami serta mengaplikasikan ajaran agama Islam. Mungkin itu yang menjadikannya terlihat seakan tanpa beban di mata orang lain.

Keluarganya meninggal lebih dulu, bermula cucunya lalu anaknya "Tina". Berlanjut dengan sebuah peristiwa kebakaran dasyat membumi hanguskan rumahnya di Pa'rasangang Beru Juni 2016 silam. Saat kejadian, seluruh warga sedang menunaikan Ibadah Shalat idul Fitri 1437 Hijriyah tak jauh dari TKP yang berdekatan dengan SMP Negeri 4 Bissappu. Dan kali ini dirinyalah mendapat giliran menghadap ke hadapan Allah Swt.

Sungguh kesedihan menyelimuti keluarga ini atas semua ujian dalam durasi cukup singkat. Namun patut disadari bahwa Allah Swt tidak membebani seseorang diluar kemampuannya. Sebagaimana Allah berfirman "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS: Al-Baqarah ayat 286) dan “Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.” (QS : At-Thalaq ayat 7).

Ribuan warga dari berbagai daerah memadati kediaman Almarhum Caci', baik dari Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Jeneponto dan Kota Makassar. Kalangan Pemerintah pun tak ketinggalan hadir antara lain Wakil Bupati Bantaeng (H. Muhammad Yasin), Camat Sinoa (Ijas Fajar), (Kepala Desa Bonto Lojong (Amiruddin Saing) dan sejumlah Kepala Desa lainnya. Bahkan aktivis Pemberdayaan Perempuan dan Anak pun turut hadir melayat sejak Kamis hingga Jum'at siang.

Kehadiran ribuan orang melayat dan mengantar Almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tamona bukan tanpa sebab. Karakter yang mencerminkan sikap dan perilaku baik terhadap semua orang menyimpan sejuta kenangan manis. Dirinya yang berprofesi sebagai sopir Angkutan Desa sejak puluhan tahun rupanya mampu memikat siapa saja. Pada akhirnya tak terhitung temannya mulai dari komunitas Peminum Kopi, Pegawai, Pejabat, Anggota Militer, Anggota Kepolisian, Ulama dan Warga Biasa. Termasuk pula kalangan anak-anak hingga orang tua, Caci' dapat membaur ke dalam lingkungan yang berbeda dan pada kondisi apapun.

Kamis itu, isterinya (Bulang) baru saja melahirkan anaknya. Seorang putera dengan berat 2,3 Kg lahir ke dunia untuk meneruskan mimpi sang Ayah setelah sang Ibu menjalani operasi Cesar di RSUD Kabupaten Bantaeng. Pasca lahirnya anak mereka, Caci' pun menghembuskan napas terakhirnya beberkal Dua Kalimat Syahadat. "Semoga Caci' yang telah meninggalkan kita semua dimasukkan ke dalam Surga-NYA Allah Swt." harap Nurdin Halim, S.Ag.

Hal tersebut diuraikan sekaligus sebagai do'a saat menyampaikan Khutbah Jum'at di Masjid Nurul Rezki Pa'rasangang Beru. Nurdin Halim merupakan salah seorang keluarga Almarhum Caci'. Disamping itu, manajemen AMBAE pun bagian dari keluarga besar itu.

Saat dishalati, Masjid di Pa'rasangang Beru tak mampu menampung ribuan jama'ah. Jenazah dishalati setelah pelaksanaan Shalat Jum'at. Dari Masjid itu, jenazah diantar menuju Tamona dan dimakamkan pada pemakaman keluarga tak jauh dari rumah orang tuanya.

Semoga kesabaran dan ketabahan Caci' menjadi pelajaran berharga bagi kita sekalian. Kehidupan ini hanya perhentian sementara. "Adzan merupakan modal awal diberikan kepada kita saat baru lahir untuk memulai hidup. Dan Shalat merupakan modal akhir yang akan disiapkan manusia menghadapi kematian." tambah Nurdin Halim. (AMBAE)

salam #AMBAE




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline