Lihat ke Halaman Asli

PACE Energy Siap Bangun GE 100 Mega Watt

Diperbarui: 21 Januari 2017   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asisten II Bidang Ekbang, Syamsul Suli (tengah) saat memimpin ekspose yang dipaparkan oleh Aie Hayatinufus, Project Manager at PACE Energy (kanan) dalam rangka kesiapan proyek energi terbarukan di Kabupaten Bantaeng (19/01).

Berbicara di hadapan Tim Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng, Aie Hayatinufus (Project Manager at PACE Energy) meyakinkan diri segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di daerah ini. "Kurang lebih 100 Mega Watt kapasitas tenaga yang akan dihasilkan dari GE tersebut. Dalam waktu dekat GI baru di Kabupaten Bantaeng akan segera beroperasi." pungkasnya.

PLTB Bantaeng berlokasi di Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng. Setidaknya 3 Kecamatan yakni Bissappu, Sinoa dan Ulu Ere masuk dalam area proyek yang dikelola PACE Energy. Dimana dikenal dengan PT. Bantaeng Alam Sejahtera (BAS) sebagai perusahaan khusus yang dibentuk oleh PT. Juvisk Tri Swarna untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Sekaligus perusahaan yang menangani langsung proyek di Bantaeng hingga proses pengoperasiannya nanti.

Pada area dimaksud rencananya dibangun menara yang dilengkapi baling-baling cukup besar dan lebar beserta turbin sebagai pembangkit listriknya. Lahan yang akan dimanfaatkan secara keseluruhan mencapai 600 Ha. Sementara untuk pembangunan menara itu sendiri akan memanfaatkan lahan seluas 1 Ha sampai 1,5 Ha.

Tim Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng yang menerima perwakilan PT. Bantaeng Alam Sejahtera saat ekspose berharap agar pihak investor mepertimbangkan aspek lingkungan yang bisa saja menjadi dampak dari proyek ini. Hadir pada kesempatan itu konsultan yang ditunjuk pihak investor. Konsultan memaparkan bahwa AMDAL akan segera disusun dan diperhadapkan dengan Komisi AMDAL Kabupaten Bantaeng dan Komisi AMDAL Propinsi Sulawesi Selatan.

Ekspose yang berlangsung di Ruang Rapat Wakil Bupati Bantaeng, Kamis pagi (19/01) dipimpin Asisten II Bidang Ekbang (Syamsul Suli). Turut hadir sejumlah anggota Tim Penanaman Modal antara lain H. Abdullah Taibe (Bapedalda), Prof DR H Syamsu Alam, M.Si (Bappeda), Arman Amran (Dinas Pertanian), H. Bohari (PMD), A. Sri Wiyanti (Kabag. Adm. Perekonomian), Anwar Hamido (Sekcam Ulu Ere) dan Purwo (BPN). Sedangkan dari pihak investor hadir perwakilan GHD Manila, Philipina Mylene (Ana dan Patrick Caddarao), perwakilan PACE Energy (Ivan Santoso, Prima M. H. Maria) dan perwakilan PT. Bantaeng Alam Sejahtera (Sadot Riski).

"Sudah bisa dibayangkan bahwa pembangunan ini tidak sampai menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Namun sedapat mungkin memperhatikan konservasi alam di sekitar kawasan proyek pada khususnya. harap Syamsul Suli.

Masih dengan Asisten II, dirinya menekankan agar seluruh anggota Tim mengawal setiap upaya investasi di daerah ini. "Jadi pertimbangan bahwa semoga dalam pendistribusian material hingga tiba di Bantaeng bisa memanfaatkan pelabuhan Bonthain. Mengingat dengan lewat darat relatif sulit dengan adanya kabel-kabel melintang di sepanjang jalan. Demikian halnya dengan pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan sampai pada tahap pengoperasian." tambahnya

PT. BAS dalam membangun dan mengoperasikan proyek tersebut dibiayai PACE Energy. Dimana, PACE Energy merupakan anak perusahaan EREN Renewable Energy (EREN RE). Perusahaan ini berharap dapat mengembangkan 1 GW proyek energi terbarukan di Indonesia pada tahun 2020.

"Sejak Pebruari tahun 2016 lalu, telah dibangun menara dan alat ukur di Bonto Langkasa. Kemudian dilakukan pengukuran kecepatan angin sejak Mei 2016 hingga sekarang. Laporan berkala tiap hari pun kita dapatkan dari alat tersebut dan kita simpulkan Bantaeng memenuhi syarat." ungkap Aie Hayatinufus.

Lebih lanjut Ibu Aie menjelaskan bahwa masing-masing turbin General Electric (GE) menghasilkan 3,4MW. PLTB akan terkoneksi ke grid sistem Sulawesi Selatan melalui transmisi 150KV di Selatan Project Boundary. Jalur transmisi terdekat dari project boundary itu sendiri terhubung ke dua GI yakni Jeneponto dan Bulukumba. (AMBAE)

salam #AMBAE

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline