Lihat ke Halaman Asli

Learning By Nungging

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa yang tau kuda tomplok? Anak generasi 90-an  pasti ga asing sama permainan ini. Emang permainan ini kalo dilihat sepintas  rada ekstrim. Namanya aja “kuda tomplok”, permainan ini emang cara mainnya dengan menomplok.

Permainan ini memiliki peserta 2 tim, masing-masing dengan anggota maksimal 5 orang . Masing-masing tim akan mendapat giliran jaga bergantian. Tim yang berjaga menjadi tumpuan, semua anggota berdiri dengan posisi “rukuk” menghadap tembok secara sambung menyambung tanpa putus. Sementara ada satu orang di depan sebagai kapten, di ga nunduk karena tugasnya hanya sebagai juru suit, dialah orang yang punya tugas beras sebagai penentu kemenangan timnya.

Tim yang ga jaga akan dapat kesempatan buat nomplok lawannya. Mereka akan lompat setinggi-tingginya untuk bisa duduk dan meniban bagian belakang tubuh lawannya yang rukuk.  Bagian inilah yang sangat unik karena setiap orang punya gaya nomplok yang berbeda-beda. Ada yang ngambil ancang-ancang lompat dari atas meja, ada yang yang ambil ancang-ancang lari sprint kaya atlit lompat jauh, ada juga yang cuma sekadar lompat tanpa ancang-ancang. Biasanya orang kaya gini orang yang hatinya lembut dan ga tegaan, sementara yang lompat dari atas meja biasa orang raja tega, bringas, dan ga punya belas kasihan. Untuk memenangkan permainan ini sangat mudah, cukup dengan menahan berat beban lawan lalu suit, atau dengan cara menjatuhkan lawan dengan tomplokan kita.

Walaupun terdengar ekstrim, ternyata permain ini punya  sayarat makna loh! Banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dari permainan ini.  Modal utama dari permainan ini adalah kerja sama. Tanpa kerja sama yang erat mustahil bisa nahan berat ketika ditomplok semua aggota lawan.

Selain itu juga permainan ini mengajarkan kepercayaan dan kesabaran. Si juru suit dipilih berdasarkan musyawarah mufakat anggota tim dengan bahan pertimbangan siapa yang paling jago menebak suit. Kesabaran diuji ketika sang juru suit ga berhasil menebak suit lawannya, untuk itu anggota harus tetap sabar menghadapi tomplokan lawan berkali-kali.

Walaupun syarat dengan aksi kekerasan, anehnya permainan  ini ga menimbulkan permusuhan, malah menimbulkan tawa dan canda. Pasalnya, banyak kasus ketika main permainan ini banyak menyebabkan  celana sobek, bahkan sampe ada yang celana terbelah dua.  Hal inilah yang mengundang pecahnya tawa.

Sayangnya  permainan ini udah jarang banget ditemuin. Anak sekarang lebih senang main gadget atau tawuran. Seringkali nemu kasus  cuma karena masalah kesenggol dikit sekarang bisa sampe bacok-bacokan lho! Orang-orang sabar seakan jadi barang langka, persatuan juga gampang terpecah. Banyangin jaman dulu, ditomplok dari atas meja yang sakitnya Na’uzubillah ga apa-apa tuh, kita tetap have fun, malah bisa jadi bahan ketawaan. Bersyukur banget deh bisa jadi anak generasi 90-an, setidaknya masih ngerasain manfaat jadi orang sabar dan “friendly” akibat learning by nungging hehehe...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline