Lihat ke Halaman Asli

Amatun Nur

Mahasiswa Gizi

Mahasiswa Gizi Unnes Lakukan Asuhan Gizi kepada Pegiat Voli Klub Voli Latulip Kota Batam

Diperbarui: 30 Desember 2021   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sejak tanggal 25 Oktober hingga 20 November 2021, Universitas Negeri Semarang (UNNES) menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan Gizi Olahraga. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi asuhan gizi  kepada para penggiat olahraga agar dapat mempertahankan stamina tubuh dan membantu mecapai prestasi melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Amatun Nur (21), salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKL ini memilih Klub Voli Latulip Kota Batam sebagai lokasi PKLnya. Klub Voli Latulip sendiri merupakan salah satu klub pegiat voli yang berlokasi di Perum. Legenda Malaka Komplek Graha Legenda, Baloi Permai, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau. Sejak didirikan, sudah banyak prestasi yang ditorehkan yang diraih dari hasil kerja keras para pegiatnya. Pegiat olahraga di Klub Voli Latulip diketahui adalah ibu-ibu yang bertempat tinggal di wilayah sekitar Kelurahan Baloi Permai dan secara rutin berlatih voli.

Dalam kegiatan PKL Gizi Olahraga ini, mahasiswa diberi tanggung jawab untuk melakukan asuhan gizi kepada 2 orang pegiat olahraga. Kegiatan asuhan gizi bagi atlet sangat penting dan berpengaruh pada performa mereka. Komponen gizi yang komprehensif mempengaruhi performa atlet sebesar 69,8%. Ahli gizi olahraga memiliki peran yang penting dalam memaksimalkan performa atlet melalui status gizi yang optimal. 

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 menyebutkan bahwa seorang ahli gizi memiliki tugas konseling, edukasi gizi, pengkajian dan diagnosis gizi, intervensi gizi, serta penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar. Dalam penerapannya, tugas seorang ahli gizi olahraga juga mengacu pada peraturan tersebut. 

Kegiatan asuhan gizi yang dilakukan terstruktur dan dimulai dari asesmen, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi. Dari hasil asesmen yang telah dilakukan didapatkan diagnosis gizi yang harus diatasi. 

Diagnosis dari kedua atlet tidak jauh berbeda, yakni asupan makan yang tidak adekuat disebabkan tingginya intensitas kegiatan sehari-hari dan nafsu makan yang kurang. Selain itu atlet juga diketahui memilih pola makan yang tidak tepat, hal ini berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan belum pernahnya atlet menerima pendidikan dan edukasi terkait gizi dan makanan.

Setelah mengetahui diagnosis gizi, selanjutnya yaitu melakukan intervensi. Kegiatan pemberian intervensi dilakukan dengan memberikan konseling dan edukasi terhadap subjek. Hal ini bertujuan untuk meambah pengetahuan subjek mengenai gizi seimbang, pola makan yang baik, serta meningkatkan pengetahuan klien terkait gizi. 

Selanjutnya melakukan monitoring dan evaluasi. Hasilnya atlet dapat menerapkan edukasi yang sudah diberikan, pola makan menjadi lebih teratur, dan kecukupan energi semakin mendekati angka yang seharusnya.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan ilmu baru bagi atlet dan meningkatkan performa atlet saat bertanding.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline