Lihat ke Halaman Asli

Shita Rahmawati Rahutomo

Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

Parijotho Dipercaya Ibu Hamil Membuat Bayi Cantik Ada di Makam Sunan Muria

Diperbarui: 8 Juni 2024   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buah Parijotho yang dipercaya membuat bayi berwajah cantik atau tampan. Foto koleksi Shita R

Bagi umat muslim, tradisi ziarah kubur terutama golongan kaum Nadliyin adalah hal yang rutin dilaksanakan. Dari kelompok pengajian, arisan RT, lingkungan sekolah, teman sekerja dan lain-lain banyak yang melaksanakannya terutama bagi kaum santri yang terdapat di wilayah Pantura.

Tradisi ini dilakukan pada bulan-bulan baik  atau di bulan Ruwah dalam kalender Jawa Islam ciptaan Sultan Agung. Ruwah atau Sya'ban dalam kalender Hijriyah berasal dari kata arwah, yaitu bulan dimana kita menengok makam para leluhur dan mendoakan arwahnya.

Ruwahan adalah kegiatan berdoa bersama dan membuat sajian makanan dalam bentuk nasi berkat yang dibagikan pada para tetangga sebagai bagian dari berbagi sedekah untuk mendapatkan keberkahan yang diharapkan bisa berdampak baik pada para leluhur yang telah tiada di alam baka. 

Masyarakat Pantura rela mengeluarkan biaya cukup besar untuk akomodasi dalam melakukan ziarah pada makam Wali Songo atau pemuka agama lainnya yang dianggap memberikan keberkahan.

Mengunjungi kubur dalam pandangan syariat Islam hukumnya diperbolehkan, termasuk kegiatan mendoakan arwah mereka yang telah meningggal dunia. Yang dilarang adalah membuat permintaan pada makam yang bisa masuk kategori perbuatan syirik. 

Ketika sedang pulang kampung saya berkesempatan untuk mengikuti ziarah ke Makam Sunan Muria bersama saudara dan para pekerja di workshop Joglo. Istilahnya ngalap berkah. Mereka antusias sekali melakukan perjalanan spiritual ini. Begitu jam kerja berakhir mereka pamit pulang untuk bersih bersih dulu dan pamitan pada orang rumah, beberapa membawa serta anaknya.

Dua mobil sudah disiapkan. Mba Gani asisten Tomy dan para pekerja perempuan telah memasak ingkung ayam dan lauk pauk kelengkapannya seperti sambel goreng ati, sambal terasi, urap dan telur pindang yang akan disantap setelah ziarah nanti.

Ingkung adalah masakan khas Jawa berupa ayam utuh yang diambil jerohannya untuk dibumbui lalu dimasukkan lagi dalam dada ayam lalu diikat rapat dengan tali bambu dan dimasak dengan bumbu mirip opor tapi lebih lengkap hingga santannya habis meresap ke dalam daging ayam untuk menciptakan cita rasa gurih dan menjaga ayam lebih tahan lama dari basi.

Bumbu kental ingkung disebut areh yang nanti jadi teman makan nasi yang dibuat gunungan. Masakan ini familiar dalam ritual sedekah atau syukuran bagi masyarakat Jawa Tengah khususnya. 

Perjalanan lancar memakan waktu 1,5 jam. Begitu sampai di kompleks makam pengunjungnya cukup ramai karena mendekati Ramadhan tradisi ini memang dilakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline