“Jangan salah loh ya, dengan jadi pengusaha itu hubungan kita semakin dekat dengan Tuhannya. Kenapa? Karena dunia bisnis itu dunia yang penuh ketidakpastian. Situasi setiap saat berubah. Beda dengan kita kerja kantoran. Ada perasaan nyaman, karena tiap bulan sudah pasti dapat fee. Tapi pengusaha kan tidak, kalau tak dapat proyek bagaimana cara menggaji karyawannya. Karena itu harus selalu mendekatkan diri, doa yang lebih khusyu’, shalat malam yang rajin, supaya banyak proyek yang bisa dilaksanakan, “ demikian penjelasan Dolly Lesmana, Founder dan CEO Arka Media saat berbagi pengalaman dengan para praktisi humas Indonesia yang tergabung dalam Perhumas Muda dalam sebuah acara talk show sekaligus acara buka puasa bersama para praktisi, mahasiswa humas, awak media dan blogger yang diselenggarkan di Ruang Cerana, Hotel Best Western The Hive Cawang pada Jum’at 25 Juni 2016.
Acara Talk show ini semakin hangat ketika hadir nara sumber ke dua, Moammar Emka yang lebih dikenal masyarakat sebagai penulis buku kontroversial ‘Jakarta Undercover’ yang booming di tahun 2000 an. Mengawali karir sebagai wartawan Popular dan fotografer, Moammar Emka yang tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren sejak kecil ini merasa bahwa ia memiliki kemampuan lebih yang bisa diberdayakannya jika ia berani keluar dari comfort zonenya sebagai wartawan yang sedang naik daun.
“Saya memutuskan keluar dari wilayah comfort zone saya untuk meraih hal yang lebih tinggi lagi. Setiap manusia itu setidaknya melewati 3 titik balik dalam hidupnya, yang akan membuatnya berhijrah dari satu ke titik ke titik lainnya yang lebih besar tentunya. Titik balik pertama saya, bekerja di jalur yang keluar dari lingkungan awal saya di pesantren. Saya dulu beberapa kali juara dai waktu masih muda, kuliah di sastra Arab IAIN dan akhirnya kejeblos jadi wartawan. Lalu memutuskan keluar dari Majalah Popular dan menulis buku. Saya tahu apa yang ingin saya tulis, saya menguasainya, dan saya harus menjadi iklan bagi buku saya. Itu yang saya lakukan.”
Para mahasiswa dan paraktisi periklanan hanyut dalam diskusi dan Tanya jawab yang hangat dengan kedua pembiacara yang dimoderatori oleh Rizky C Saragih. Secara bergantian para mahasiswa semangat menggali ilmu dari para senior yang berani mengambil resiko keluar dari area comfort zonenya untuk jadi pengusaha.
Dolly Lesmana sebelum menjadi pengusaha adalah seorang praktisi perbankan. Dan terbukti ilmu finance yang dimilikinya berguna dalam menilai sebuah bisnis baru untuk dieksekusi atau tak dieksekusi. “Kita harus menguasai seluk beluk bisnis yang kita jalani. Butuh passion di sana. Juga semangat pantang menyerah. Dan doa memiliki kekuatan besar untuk mengembangkan bisnis.” Jelasnya lebih lanjut.
“Tak cukup dengan passion saja, tapi harus punya kemampuan untuk membuat bisnis yang kita tekuni tetap establish. Memiliki umur panjang. Kita lihat fenomena kue cubit green tea atau martabak aneka rasa, di awal begitu booming, tapi sekarang trendnya mulai meredup. Nah ini yang harus kita siasati agar bisnis kita tak tergerus oleh jaman. Dan menjaga eksistensi usaha itu lebih susah daripada saat mendirikannya lo. Banyak restaurant berdiri, tapi lihatlah KFC, Mc Donald mereka tak hanya membawa trend tapi juga mampu bertahan di segala kondisi jaman. Jadi kita perlu terus berinovasi.” Dengan bersemangat Emka menceritakan kiat-kiatnya dalam mengembangkan bisnis kulinernya yang sekarang sudah ada 3 gerai. Dan akan terus bertambah pada tahun ini.
Kedua nara sumber sepakat bahwa bisnis membutuhkan jalur pertemanan. “Bertemanlah dengan siapa saja, jangan membatasi diri. Kita tak tahu kapan akan bekerja sama. Jadi orang harus luwes. Jejaring itu sangat penting dalam bisnis.”Lebih lanjut Dolly Lesmana berbagi kiatnya.
Saat kita sedang merintis bisnis dan mulai dari nol, teman-teman akan membantu kita berdiri. Teman yang satu passion akan menjadi mitra bisnis yang bisa diandalkan. Saling berbagi tugas. Jika teman saya passionnya di kuliner, masak memasak, maka saya yang bagian memasarkan.” Dengan cara ini Emka berhasil keluar dari masa-masa berat memulai bisnis dan perlahan mulai berkembang bisnisnya.
Reylando Eka Putra, anggota BPP PERHUMAS bidang Pengembangan PERHUMAS Muda sekaligus ketua panitia acara PERHUMAS “Entrepreneur Berkah” menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk memberikan sebuah motivasi dan sudut pandang baru bagi para mahasiswa dan pekerja komunikasi untuk dapat melihat perspektif yang luas tentang wirausaha dengan mengandalkan komunikasi kreatif.
Indonesia masih membutuhkan 1,7 penguasaha untuk membuat ekonomi Negara berkembang stabil. Dan pemerintahan Presiden Jokowi saat ini sangat mendukung pengembangan wira usaha yang dilakukan para anak muda, demikian lebih lanjut penjelasan Reylando Eka Putra.
Di akhir acara, panitia mengadakan kuis dan twitter competition. Beberapa peserta, termasuk penulis alhamdulilah terpilih sebagai pemenang mendapatkan voucher menginap di hotel Best Western The Hive Cawang yang diserahkan langsung oleh Bapak Adriantomo, Marketing and Communications Best Western Premier The Hive.