Tidak mudah memang, dalam lingkup pergaulan maupun kerja. Ketika seseorang diperhadapkan dengan situasi dilematis, antara harus mengatakan tidak disaat semua orang mengatakan ya. Tentu membutuhkan nyali, keberanian yang cukup.
Terdapat benturan dalam dirinya, jika ia benar menjaga marwah dan idealisme. Lantas diminta atau diintimidasi, dan diberi iming-iming agar berdusta. Sesuatu yang harusnya, tidak. Karena situasi, diharuskan mengatakan ya.
Pengalaman ini termasuk seperti yang dispaikan Angelina Sondakh, pada acara Rossi, di Kompas TV, 31 Maret 2022. Saat diwawacarai. Acara yang dipandu Rosiana Silalahi itu memberi impresi kepada publik bahwa yang dilewati Angelina tidak mudah.
Juga pelajaran berharga. Yang menjadi muhasabah bagi kita semua. Kelak, kita harus menjauhkan diri dari kekeliruan dan kesalahan semacam itu. Jangan karena faktor rasa tidak enak, segan dan tidak berani mengatakan tidak. Atau tidak berani menolak, alhasil kita ikut terjerumus dalam kubangan korupsi. Dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya.
Dimana Angelina, Putri Indonesia tahun 2001 yang kemudian terjerat kasus korupsi membuka tabir. Bahwa dalam realitas tertentu, seseorang menjadi tidak berani mengatakan tidak. Pernyataan itu disimpulkan Angelina dengan kalimat "saya bodoh".
Tidak mudah memang. Apalagi pergaulan elit politik yang serba mewah, diselimuti kekayaan fasilitas yang plus plus. Menjadi refleksi kita bersama, dimana sikap dan penanaman karakter sangat diperlukan.
Karakter kuat harus dibangun sejak dini. Agar kita berani mengatakan bahwa yang salah itu salah. Berani menolak takluk. Tidak mau diperdaya, atau diatur orang lain. Apalagi untuk kepentingan jahat, distruktif. Mengatakan tidak, disaat hampir semua orang mengatakan ya, tidak semudah yang dibayangkan.
Latihlah diri kita untuk tegas. Percaya diri, dan optimis ketika diperhadapkan dalam situasi sulit. Diajak berkompromi untuk berbuat jahat, kita mesti punya kemampuan melawan. Minimal menyelamatkan diri sendiri. Ketika menyelamatkan yang lain kita belum mampu lakukan.
Manakala kita ikut arus, diam saja saat diajak atau dipaksa sekalipun. Disitulah nasib buruk akan mengancam kita. Kehidupan kita akan berubah, diselimuti rasa bersalah. Itu sebabnya, sebelum penyesalan tiba, mulailah melatih diri kita. Katakan tidak, bila sesuatu itu membawa keburukan.
Lakukan hal yang mendatangkan manfaat, kebaikan. Bukan aktif, ikut serta melakukan sesuatu yang berdampak melahirkan mudharat. Ingat sang khalik, ingat keluarga kecil kita. Kita mesti punya alarm pengingat diri.
Dengan begitu, kontrol terus dilakukan. Kita tidak menjadi korban atau mengorbankan diri untuk sesuatu hal yang hina. Berani mengatakan tidak, memang tidak semua dilakukan manusia. Hanya, manusia yang bermoral tinggi, punya integritas, dan beriman yang mempunyai modal keberanian itu.