Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Aurangzeb

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Mengelola Kekayaan Alam Amazon dengan Teknologi Blockchain

Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Blockchain (Sumber : Freepik.com)

Mengelola Kekayaan Alam Amazon dengan Teknologi Blockchain  

Teknologi blockchain telah menjadi perhatian utama dalam dunia teknologi informasi, khususnya karena potensinya untuk menciptakan transparansi, keamanan, dan efisiensi dalam berbagai sektor. Salah satu bidang yang mulai mengeksplorasi teknologi ini adalah lingkungan, terutama di Amazon, Brasil. Artikel oleh Tavares et al. (2020) meneliti bagaimana blockchain dapat digunakan untuk memfasilitasi investasi lingkungan antara sektor publik dan swasta, dengan studi kasus pada program Amap Green Treasure (AGT). Program ini memungkinkan perdagangan kredit hutan, yang diperoleh dari konservasi hutan alam, menggunakan platform online berbasis blockchain. Sebagai salah satu upaya untuk mendorong ekonomi hijau, AGT memperkenalkan transparansi dan kepercayaan melalui blockchain, memungkinkan kedua sektor untuk berkolaborasi dalam menciptakan keberlanjutan.

Amazon, yang mencakup lebih dari 90% wilayah yang dilestarikan di negara bagian Amap, memiliki kekayaan alam yang signifikan namun seringkali tidak tercatat dalam PDB negara tersebut. Dengan peluncuran AGT pada tahun 2018, negara bagian ini berusaha untuk memanfaatkan aset alamnya dengan cara yang berkelanjutan. Pada tahun yang sama, nilai transaksi karbon global mencapai 45 miliar dolar AS, menunjukkan potensi ekonomi hijau di tingkat internasional (World Bank, 2020). Blockchain, dengan sifatnya yang terdesentralisasi dan aman, menjadi teknologi ideal untuk mengelola perdagangan kredit hutan, memastikan bahwa transaksi tersebut bebas dari manipulasi dan penipuan, serta meningkatkan kepercayaan di antara para pemangku kepentingan.

Tavares et al. (2020) menyebutkan bahwa blockchain dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, terutama dalam konteks mitigasi perubahan iklim. Teknologi ini menawarkan solusi yang dapat dipantau secara real-time, yang penting dalam sistem lingkungan yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
***
Dalam artikel tersebut, Tavares et al. (2020) menjelaskan bagaimana teknologi blockchain diterapkan pada program Amap Green Treasure (AGT), sebuah platform untuk memperdagangkan kredit hutan di Amazon. Teknologi ini berfungsi sebagai sarana untuk memastikan bahwa setiap transaksi yang terjadi dalam program tersebut dapat dilacak, aman, dan transparan. Dalam konteks investasi lingkungan, salah satu tantangan utama adalah menciptakan kepercayaan antara pihak publik dan swasta, terutama terkait dengan masalah seperti korupsi, manipulasi data, dan kesulitan memverifikasi klaim keberlanjutan. Blockchain memberikan solusi atas masalah-masalah ini dengan memfasilitasi transaksi yang tidak dapat diubah dan dilacak secara real-time oleh semua pemangku kepentingan.

Program AGT dimulai pada tahun 2018 dan pada awalnya menawarkan sekitar 45 juta dolar AS dalam bentuk kredit hutan untuk diperdagangkan, dengan sistem berbasis blockchain yang menjamin keamanan dan transparansi (Tavares et al., 2020). Pada tahun 2020, program ini berhasil menarik minat investor internasional dan nasional yang tertarik dengan perdagangan kredit karbon dan investasi keberlanjutan. Salah satu keuntungan besar dari penggunaan blockchain dalam konteks ini adalah kemampuan teknologi tersebut untuk mencegah penjualan ganda kredit hutan, sebuah masalah yang sebelumnya menyebabkan keraguan di kalangan investor dalam perdagangan karbon.

Blockchain juga memberikan manfaat dalam hal auditabilitas dan kepatuhan terhadap standar internasional. Program AGT telah diakui oleh lembaga-lembaga internasional seperti World Bank dan PBB karena pendekatan inovatifnya yang menggabungkan teknologi dengan konservasi lingkungan. Dengan menggunakan standar yang divalidasi oleh universitas-universitas dan lembaga independen seperti Ernst & Young, program ini memastikan bahwa setiap kredit hutan yang diperjualbelikan memiliki nilai yang benar-benar didukung oleh jasa lingkungan yang nyata.

Lebih dari itu, teknologi ini memungkinkan skala ekonomi hijau yang lebih besar. Ketika pasar global untuk kredit karbon terus berkembang, yang diperkirakan mencapai 100 miliar dolar AS per tahun pada tahun-tahun mendatang (World Bank, 2020), blockchain dapat memberikan infrastruktur yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap transaksi terkait perubahan iklim dilakukan dengan transparansi penuh. Penggunaan blockchain juga membantu mengurangi biaya transaksi, sehingga lebih banyak aktor kecil, seperti pemilik lahan dan komunitas lokal, dapat berpartisipasi dalam program ini tanpa menghadapi kendala biaya yang tinggi.

Program ini bukan hanya soal investasi dan keuntungan ekonomi, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. Tavares et al. (2020) menggarisbawahi bahwa integrasi blockchain dengan SDGs dapat mempercepat pencapaian target-target seperti mitigasi perubahan iklim, perlindungan ekosistem, dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Pada akhirnya, program AGT tidak hanya berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan di Amazon, tetapi juga dapat menjadi model bagi negara lain dalam mengelola kekayaan alam mereka melalui teknologi mutakhir seperti blockchain.
***
Penggunaan blockchain dalam program Amap Green Treasure menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam memfasilitasi investasi lingkungan yang transparan dan dapat dipercaya. Tavares et al. (2020) berhasil menunjukkan bagaimana blockchain dapat menciptakan nilai publik dengan memfasilitasi negosiasi yang aman antara sektor publik dan swasta di bidang perdagangan kredit hutan. Dalam konteks Amazon, di mana keberlanjutan dan konservasi sangat penting, blockchain memastikan bahwa investasi di bidang lingkungan dilakukan dengan cara yang efisien dan terukur. Dengan prediksi pertumbuhan pasar karbon global hingga mencapai 100 miliar dolar AS per tahun dalam beberapa dekade mendatang, penggunaan teknologi seperti blockchain akan semakin penting dalam mengelola kekayaan alam secara berkelanjutan.

Namun, tantangan masih ada dalam hal adopsi teknologi ini secara lebih luas, terutama di wilayah dengan infrastruktur teknologi yang terbatas seperti Amazon. Oleh karena itu, meskipun hasil awal sangat menjanjikan, penelitian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan skala dan efisiensi program ini. Kesuksesan program seperti AGT dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang ingin memanfaatkan teknologi blockchain dalam mencapai tujuan keberlanjutan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline