Lihat ke Halaman Asli

Si Raja Udang yang Tergusur

Diperbarui: 19 Desember 2019   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: iNaturalist

Burung Raja Udang Meninting atau dalam bahasa ilmiah Alcedo meninting (Horsfield, 1821) merupakan salah satu jenis burung yang memiliki suara nyaring. Ciri suara kicauan burung Raja Udang Meninting terdengar nyaring dan agak melengking. Volume kicauannya tergolong cukup tinggi dengan tempo yang cukup rapat. Irama kicauannya cenderung datar dan agak monoton dengan bunyi seperti: "criitt...titt" yang dikeluarkannya secara terus-menerus. Burung Raja Udang Meninting ini memiliki ukuran tubuh sekitar 15 cm, mempunyai warna bulu punggung biru terang atau biru metalik, warna tubuh bagian bawahnya merah - jingga terang, dan warna bulu penutup telinganya biru mencolok. Warna iris matanya berwarna coklat dengan paruh kehitaman dan kaki merah. Burung Raja Udang Meninting memiliki habitat di daerah perairan tawar seperti sungai, danau, dan terkadang juga terlihat di daerah perairan payau.

Pesebaran Raja Udang Meninting tidak hanya berada di wilayah Indonesia saja, namun juga di beberapa negara di asia, seperti: India, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, dan Malaysia. Di Indonesia sendiri pesebarannya juga cukup merata seperti  Sumatera, Kepulauan Riau, Bangka dan Belitung, Kalimantan, Palawan, Kepulauan Sulu, Jawa, Lombok, Sulawesi, dan Kepulauan Banggai dan Sula. Keberadaan burung Raja Udang Meninting di alam liar lebih memilih tempat tinggal yang tak jauh dari perairan, baik didataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian mencapai 1000 meter di atas permukaan laut.

Gaya burung Raja Udang Meninting saat mencari makanan biasanya terbang dengan gerakan cepat ke tenggeran lain sambil menggerak-gerakkan kepalanya dari atas-ke bawah. Selain itu, burung ini pun mampu menyelam dengan gerakan cukup cepat sambil menancapkan paruhnya untuk menangkap ikan. Waktu berkembangbiaknya berlangsung sekitar bulan Maret, Juni, Oktober, Desember, dan masuk kembali ke Januari. Sarang yang dibangunnya biasanya berupa saluran yang berada di dalam tanah dan dekat dengan tepian sungai.

Saat ini berbagai kerusakan alam dan lingkungan masih terus terjadi dan bahkan semakin masif saat ini. Meningkatnya permintaan akan bahan bakar fosil setiap tahun turut memperparah keadaan kelestarian alam. Belum lagi masih lestarinya pertambangan batubara sebagai salah satu sumber energi utama bagi manusia dan industrinya. Sementara di wilayah perkotaan, pertambahan penduduk yang tidak terkontrol membuat kebutuhan manusia terhadap pemukiman terus meningkat. Lajunya pertumbuhan pemukiman dan pertambahan manusia, berdampak kepada hilangnya habitat satwa dan menurunnya kualitas lingkungan sekitar. Kerusakan lingkungan dan hilangnya habitat satwa, tak hanya mengancam berbagai satwa dilindungi dan spesies unik di Indonesia. Hilangnya habitat, juga mengancam berbagai satwa yang menjadi indikator alami kebersihan dan kualitas lingkungan di perkotaan. Salah satunya, adalah burung Raja Udang Meninting.

Semakin menurunnya kualitas lingkungan, bertambahnya jumlah bangunan dan hilangnya rawa di Jakarta membuat burung kecil ini semakin sulit ditemui di alam bebas. Selain itu, faktor tercemarnya sungai dan danau tempatnya mencari pakan pun telah menghilangkan ikan dan udang kecil yang merupakan meakanan utamanya sudah tidak ada lagi. Berdasarkan indikator alami ini, tergambar jelas berapa besar pencemaran air di sungai-sungai maupun kanal-kanal. Meski statusnya dalam IUCN yaitu (Least Concern/LC), akan tetapi jumlah populasinya terus menurun akibat perubahan fungsi lahan basah dan tercemarnya perairan. Pemerintah telah melindunginya melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline