Lihat ke Halaman Asli

Amar junior

Mahasiswa

Desain Gapura Desa Penghasil Samiler dengan Pendekatan Arsitektur Analogi

Diperbarui: 15 Juli 2024   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Pribadi

KKN adalah aktivitas pendidikan seligus pengabdian kepada Masyarakat yang diwajibkan oleh kampus sebagai salah satu syarat kelulusan. Mahasiswa akan dikelompokkan dengan teman satu angkatan dari berbagai jurusan dan fakultas berbeda. Satu kelompok bisa terdiri dari belasan hingga puluhan mahasiswa. Setelah itu, mereka akan melaksanakan KKN dalam jangka waktu tertentu di wilayah desa yang telah ditentukan kampus maupun dipilih sendiri oleh mahasiswa. Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2024 sampai 22 Juli 2024 terhitung selama 12 hari.

Sebagai perwaakilan dari kelompok reguler 15 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kami aktif melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat bagi warga sekitar. Salah satu program KKN yang dilakukan oleh sub kelompok 7 adalah merancang desain gapura desa menggunakan pendekatan arsitektur analogi yang inovatif. Kegiatan ini difokuskan pada kepala dusun di Ketanen, Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Melalui pendekatan ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan desa yang lebih estetis dan fungsional, sekaligus memperkuat identitas lokal melalui elemen arsitektural yang unik dan sesuai dengan budaya setempat.

Desa Kemasantani terkenal sebagai penghasil singkong dan keripik samiler. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya diketahui oleh Masyarakat luas. Untuk mengatasi masalah ini, kelompok kami dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, sub kelompok 7, memutuskan untuk merancang desain gapura desa. Melalui wawancara dengan perangkat desa Kemasantani, kami mengetahui bahwa desa ini memang memnutuhkan gapura sebagai bagian dari rencana pembangunan yang sudah direncanakan oleh desa. Hal ini memperkuat keputusan kami untuk menjadikan pembangunan gapura sebagai fokus utama kegiatan KKN kami.

Setelah memperoleh persetujuan dari perangkat desa, kami segera meminta mereka untuk mengantar kami ke batas desa. Di sana, kami melakukan pengukuran jalan yang nantinya akan menjadi lokasi pembangunan gapura. Proses ini merupakan langkah awal yang penting dalam proyek kami, memastikan bahwa desain yang kami buat akan sesuai dengan kondisi lapangan dan memenuhi kebutuhan desa.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pengusaha keripik samiler di desa Kemasantani adalah promosi. Saat ini, mereka hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, yang terbatas jangkauannya. Banyak orang di luar desa tidak mengetahui bahwa Kemasantani adalah pusat produksi keripik samiler. Dengan adanya gapura desa yang menarik dan informatif, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang potensi desa ini, sehingga membantu para pengusaha lokal dalam memasarkan produk mereka.

Melalui program desain gapura desa ini, kami tidak hanya menyediakan desain arsitektur yang inovatif, tetapi juga memberikan gambaran biaya untuk pembangunan gapura tersebut. Gapura desa ini diharapkan dapat menjadi simbol identitas desa dan alat promosi yang efektif. Dengan demikian, harapan kami adalah Desa Kemasantani dapat lebih dikenal sebagai penghasil singkong dan keripik samiler, serta mengatasi permasalahan pemasaran UMKM desa. Proyek ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat desa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline