Lihat ke Halaman Asli

A to Z adiksi pornografi

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apakah anda mempunyai teman, saudara ataupun mungkin diri anda sendiri yang memerlukan bantuan untuk mengatasi kecanduan melihat pornografi? Jika iya bantu lah diri anda sendiri ataupun orang tersebut semampu kita, karena melihat pornografi tidak saja haram secara agama tapi juga bisa menyebabkan adiksi sebagaimana narkoba. Selain dari itu pornografi juga dapat menyebabkan kerusakan otak pada manusia. Mirisnya adik adik kita yang masih di SD SMP sudah terpapar pornografi di usia yang sekecil itu dan mereka merasa sangat terganggu dengan melihat pornografi itu. Di edisi selanjutnya akan saya lampirkan hasil pilot study tentang sejauh mana anak SMP melihat pornografi dan terganggu dengan pornografi. Oleh sebab itu mari kita bantu orang orang yang kita kenal untuk menjauhkan diri dari adiksi pornografi dan mempunyai sikap yang tegas terhadap pornografi dan berani bilang tidak untuk pornografi.

Ada sebuah buku bagus yang saya baca berjudul Treating Pornography Addiction yang dikarang olehKevin B Skinner. Buku tersebut menjelaskan secara rinci bagaiman terjadinya adiksi pornografi dan apa yang harus dilakukan untuk menghentikan adiksi pornografi ini. Berikut ringkasan dari buku tersebut.

Bab 1: Pembahasan bagaimana terjadinya adiksi pornografi

·Adiksi pornografi bisa terjadi pada anak anak apabila anak mendapatkan exposure yang terlalu dini

·Adiksi juga sangat mungkin terjadi kepada anak dengan orang tua yang sangat keras atau orang tua yang tidak terlibat dalam pengasuhan anak

·Adiksi pornografi juga dapat disebabkan oleh perasaan kesepian dan dikucilkan, serta rumah tangga yang tidak harmonis.

Bab 2: Tingkatan adiksi pornografi

·Definisi adiksi antara lain: gagal dalam melawan stimulus yang menyebabkan prilaku, meningkatnya frekwensi, sulit menghentikan prilaku, meninggalkan kewajiban karena melakukan prilaku adiksi,mengabaikan konsekwensi,meningkatnya toleransi, dengan sengaja tidak melakukan hal yang seharus tapi menghabiskan waktu melihat pornografi, dan terjadinya  efek negatif apabila tidak dilakukan (withdrawal).



·7 tingkatan adiksi pornografi adalah:

1.Mild exposure: 1-2 kali dalam setahun, tidak menggangu kehidupan sehari hari.

2. Tidak ada tanda tanda adiksi. Sesekali melihat pornografi dengan meningkatnya ketertarikan

3.Sign of trouble: melihat pornografi 1 kali dalam sebulan. Biasanya mencoba untuk tidak melihat, namun sesekali ada keinginan yang mendesak untuk melihat sehingga tidak bisa lagi mengontol diri dan akhirnya melihat pornografi.

4.Individu menyadari meningkatnya khayalan tentang pornografi, berusaha untuk berhenti melihat namun terjadinya withdwrawal sindrom

5.Pornografi mempengaruhi kehidupan sehari hari dikarenakan terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk melihat pornografi

6.Melihat pornografi mendominasi hari hari anda dan memberikan dampak terhadap sekolah, hubungan dengan orang lain dll.

7.Pornografi menjadi tujuan utama individu, individu juga melakukan acting out, hal ini membuat individu merasa hilangnya kontrol diri terhadap pornografi.

Bab 3: Bagaimana pornografi itu menyebabkan adiksi, dan bagaimana cara mengurangi prilaku adiksi

·Otak mengeluarkan cairan tubuh yang membuat orang ketagihan untuk melihat pornografi

·Terjadinya rantai adiksi:

1.Waktu waktu rentan: ketika dirumah sendirian, kecapeaan, stress dan merasa kesepian

2.Stimulus atau pemicu: sesuatu yang dilihat di dengar dan diraba memberikan rasa sensual

3.Perasaan: penasaran, semangat

4.Pemikiran - aku bertanya-tanya, Bagaimana Jika, Mengapa Tidak?

5.Cairan kimia tubuh: tubuh dan otak mulai berubah

6.Bahasa tubuh: membesarnya pupil mata, hati berdegub

7.Pemikiran kedua: “seharusnya saya tidak melakukan tapi rasanya begitu enak”

8.Hipotesa dan kepercayaan diri: saya ingin tahu akan kah khayalan itu hilang? Saya tidak bisa mengontrol diri saya kenapa harus mencoba

9.Respon - Kemungkinan besar menyerah

10.Penyesalan - Apa yang telah kulakukan?

·Bagaimana caranya mentidak aktif kan rantai adiksi: belajarlah untuk mengenal waktu waktu rentan dan hindari stimulus. Sadarkan diri anda pada tahap awal rantai adiksi (stimulus, emosi dan pikiran) jangan biarkan sampai kepada keluarnya cairan kimia tubuh. Lakukan hal yang berbeda dan keluarlah dari rumah.

·Mengembangkan Game Plan :

·Tuliskan perilaku yang ingin Anda ubah

·Tuliskan hasil terhadap perilaku yang ingin Anda ubah

·Tuliskan perubahan spesifik,  Anda akan membuat di setiap tahap awal siklus (Mengubah pikiran dan tindakan)

·Teruskan untuk  merevisi game plan setiap kali usai dilaksanakan untuk  mengetahui apakah itu efektif atau tidak.

Bab 4: kekuatan pikiran

·Fokus kepada akar masalah. Carilah kepercayaan yang tidak sehat : eg. Saya kesepian dan tidak ada orang yang mengerti saya, saya adalah orang yang tidak baik, tidak ada orang yang mempunyai masalah yang sama dengan saya dll

·Menantang keyakinan yang salah:

1.Tentukan keyakinan yang selama ini anda pegang seperti:keyakinan bahwa melihat pornografi sekali lagi saja tidak akan menyulitkanmu

2.Lihatlah kenyataan seperti: kamu sudah 1 tahun mengatakan hal yang sama “melihat sedikit saja lagi pornografi tidak akan menyulitkanmu” kenyataan nya kecanduaan mu terhadap pornografi semakin meningkat.

·Sadari bahwa kamu bisa menemukan penyelesain dari masalahmu:

1.Pelajarilah tentang adiksi

2.Buatlah perencanaan

3.Minta lah bantuan orang lain

4.Ganti lah gaya hidup mu

·Gunakan lah nilai nilai yang kamu anut untuk membantumu membuat perubahan

·Berpikirlah untuk proses sebuah perubahan jangan mengharapkan hasil yang segera.

Bab 5: tahap tahap perubahan.

·Setiap perubahan prilaku meliputi 6 tahapan tahap pre kontemplasi, kontemplasi,tahap persiapan, pelaksanaa dan mencegah berulangnya prilaku adiksi.

·Pada tahap pra kontempalasi, individu yang adiksi belum merasa adanya masalah dari prilaku yan adiksi itu, individu juga belum sadar betapa sulitnya menghentikan kebiasaan melihat pornografi, individu merasa prilakunya adalah normal. Oleh sebab kita harus membantu menyadarkan individu ini supaya naik ke tingkat kontemplasi

·Tahap kontemplasi: individu mulai merasa perlu melakukan perubahan, merasa ketakutan (ketakutan ketahuan oleh orang lain, norma agama, melanggar hokum dll)

Bab 6: Tahap persiapan untuk melakukan perubahan

·Menentukan definisi sembuh dari adiksi: bedakan antara prilaku seksual yang benar dan sehat dengan prilaku yang tidak sehat.

·Menentukan batasan batasan seperti: tidak menggunakan internet ketika seorang diri,tidak mennton tv seorang diri setelah jam 11 malam, Tidak mencari bahan bahan pornografi dan meningkatkan batasan batasan anda untuk menjaga diri dari melihat pornografi.

·Menciptakan tujuan yang ingin dicapai. Seperti dalam jangka pendek: saya berjanji hanya akan menggunakan internet untuk hal hal yang bermanfaat saja. Tujuan jangka menengah: saya akan mempelajari lebih jauh tentang adiksi pornografi, mempelajari kemungkinan berulangnya prilaku adiksi, dan membentuk hubungan yang baik dengan orang lain untuk menjauhkan diri dari kesepian dan perasaan dikucilkan.Tujuan jangka panjang  seperti saya akan mencoba tidak melihat pornografi selama 180 hari, mempelajari keahlian baru dan membantu orang lain yang mempunyai masalah yang sama.

·Menentukan lingkungan, situasi dan orang orang yang dapat mendukung anda.

·Berlatih untuk melakukan kegiatan pengganti setiap kali anda berkeinginana melihat pornografi (fire drill).

Bab 7: Tahap pelaksaan dan menjaga diri agar tetap terbebas dari melihat pornografi.

·Tahap  pelaksanaan: sadari apa yang terjadi dengan diri anda, tentukan faktor pendukung yang dapat membantu anda, perkirakan hasil yang diharapkan, dan tetaplah melaksanakan rencana. Hal hal yang perlu disadari mencakup, perasaan anda, image diri, fantasi anda dan pikiran anda.

·Tahap maintenance: sadari akan adanya kemungkinan kembalinya aprilaku adiksi, siapkan rencana untuk mengatasi kembalinya prilaku adiksi.

Bab 8: Profile individu yang mudah untuk relapse:

·Menyimpan rahasia- hal ini bisa dihindari dengan:selalu berlatih untuk jujur, mempunyai teman atau orang kepercayaan yang bisa menjaga anda.

·Terbatasnya pergaulan dan kurang memiliki teman, hal ini bisa dihindari dengan: meningkatkan skill dalam berkomunikasi, belajar lah untuk berbagi dan memahami emosi dan berlatihlah.

·Adanya konflik yang serius dengan orang lain. Atasi dengan belajarlah mencari solusi bukan maalah, cuba lah melihat sesuatu dari persepsi orang lain, dan bergaulah dengan orang orang yang positif.

·Gaya hidup yang kurang sehat. Atasi dengan: berolah raga, beribadah, memepelajari hal baru, membantu orang lain dan menciptakan hubungan yang sehat dengan orang lain.

·Terlalu cepat mengakhiri terapi. Atasi dengan membaca buku, menghadiri group terapi, senantiasa berbicara dengan terapis

·Kurangnya persiapan coba tanyakan kepada diri anda pertanyaan berikut:

1.Apakah saya sudah mempelajari bagaimana mengatasi rasa kesepian dan sendiri?

2.Apakah anda bisa bertahan dari withdrawal syndrome?

3.Apakah anda sudah belajar untuk mengatasi emosi yang negatif?

4.Apakah anda sudah mengevaluasi urut urutan hal hal yang harus dilakukan apabila keingin melihat pornografi muncul?

5.Apakah anda membuat perencanaan yang bagus?

6.Apakah anda mempunyai teman atau orang yang bisa dipercaya untuk mendampingi anda selama proses penyembuhan ini.

·Mengesampingkan masalah emosi seperti stress, penasaran, cemas dan khawatir, kesendirian, bosan, tersinggung dan marah.

·Langkah langkah untuk mengatasi  emosi:

1.Jangan mengesampingkan emosi anda

2.Evaluasi pikiran dan perasaan anda

3.Perhatikan emosi saat ini

4.Cobalah untuk mengerti emosi orang lain

Bab 9: mengatasi relapse

·Buat lah buku harian mengenai hari hari yang dilalui dan hal hal yang dilakukan untuk menghindari diri dari pornografi.

Bab 10: Gaya hidup

·Komitmen untuk jujur

·Komitmen untuk bertumbuh dan mengembangkan diri lebih baik

·Komitment untuk meluaskan pergaulan supaya tidak merasa terisolasi

·Komitment untuk percaya kepada diri sendiri

·Komitment untuk memahami emosi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline