Lihat ke Halaman Asli

Amaranggana Ratih Mradipta

history graduates, bachelor of literature

[Senin Plesiran] Menilik Kisah Hidup Sang Raja Bertahta

Diperbarui: 4 Desember 2023   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[sumber: visitingjogja.jogjaprov.go.id]

Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-80 Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kraton Yogyakarta mengadakan pameran temporer yang bertajuk "Lenggahing Harjuna". Pameran ini dibuka dengan rangkaian pagelaran selama 3 hari di bangsal pameran, pada hari Jum'at (20/10) ditampilkan Wayang Wong Gana Kalajaya, kemudian pada hari Sabtu (21/10) ditampilkan Beksan Ajisaka, dan pada hari Minggu (22/10) ditampilkan Bedhaya Mintaraga. Beksan Ajisaka dan Bedhaya Mintaraga merupakan karya Sri Sultan Hamengkubuwono X, perlu diketahui bahwasanya bagi raja yang bertahta, diharuskan membuat satu karya selama memerintah.

Beksan Ajisaka merupakan beksan kakung pertama yang diciptakan oleh Ngarsa Dalem. Beksan ini beberapa kali ditampilkan dalam acara seremonial atau penyambutan tamu. Sedangkan Bedhaya Mintaraga merupakan karya terbaru (Yasan Dalem baru), sehingga pembukaan pameran ini merupakan kesempatan bagi tarian ini untuk ditampilkan kepada masyarakat. Lakon wayang Gana Kalajaya dipilih sebagai sajian karena memiliki variasi yang beragam dari sisi gerak dan tokoh yang ditampilkan. Ada berbagai tokoh yang ditampilkan dalam Lakon Gana Kalajaya, seperti pada pementasan wayang kulit, lakon ini dimeriahkan oleh kehadiran Punokawan yang membawa pesan moral namun menggelitik perut penonton.

Judul pameran 'Lenggahing Harjuna' diambil dari serat yang ditulis oleh Ngarsa Dalem sendiri. Judul 'Lenggahing Harjuna' juga sekaligus memaknai ketokohan wayang Arjuna sebagai seorang kesatria. Pada pameran ini, pengunjung akan diajak mengenal sosok pangeran muda BRM Herjuno Darpito ketika kecil, menjadi pangeran, sampai menjadi raja dan gubernur. Tidak hanya pencapaian dan prestasi Ngarsa Dalem, namun juga pengabdian beliau kepada kebudayaan Kraton Yogyakarta dan kepada Indonesia.

Tidak hanya arsip tekstual dan foto, namun pameran ini juga menampilkan arsip audio visual penobatan Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai raja dan sebagai gubernur. Juga ada koleksi lencana dan penghargaan milik Ngarsa Dalem. Pengunjung perlu mengetahui beberapa aturan selama berkunjung di pameran ini, beberapa diantaranya adalah larangan untuk mengambil gambar atau video di beberapa ruang pameran, tidak diperkenankan membawa makanan dan atau minuman, serta pengunjung tidak boleh memegang koleksi pameran. Akan ada gallery sitter yang senantiasa menjaga keamanan dan kondusifitas ruang pameran.

Pameran ini berlangsung hingga 28 Januari 2024, dan dapat dikunjungi pada hari Selasa-Minggu mulai pukul 08.30-14.00 WIB. Tiket masuk pameran sudah termasuk tiket masuk wisata Kraton Yogyakarta, yaitu sebesar Rp. 15.000 untuk wisatawan nusantara dan Rp. 20.000 bagi wisatawan mancanegara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline