Lihat ke Halaman Asli

Amara WydiAstutik

kknrdr_uinws

Rutinan Barzanji Bersama Ibu-ibu dalam Upaya Peringatan Maulid Nabi

Diperbarui: 23 November 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Dalam perkembangannya, Kitab berzanji melebur kuat keberadaannya. Negara Indonesia sendiri, berzanji biasa dilaksanakan dalam kegiatan atau upacara tradisi keagamaan yang ada di lingkungan setempat. Pada umumnya, pembacaan kitab berzanji di lantunkan dalam berbagai mcam tradisi maupun adat  keagamaan, bukan hanya pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW saja, namun juga dalam momentum tertentu yang berhubungan dengan kehidupan manusia, Seperti adat pernikahan, haul kematian, khataman, kelahiran dan khitanan juga dibacakan kitab berzanji. 

Masyarakat desa setempat memaknai dan mengimplementasikan berzanji sebagai hal yang bersifat sakral dan dinilai wajib dilaksanakan dalam suatu kegiatan tertentu, terutama yang bersifat keagamaan. Sebagian masyarakatpun mempercayai bahwa tidak akan sempurna suatu kegiatan keagamaan tanpa ada pembacaan kitab berzanji. Pembacaan kitab barzanji yang melekat dengan masyarakat dilantunkan dengan varian syair-syair indah dan merdu membuat pendengar menjadi lebih terbawa suasana dan khidmat atas doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Masyarakat desa setempat biasa melakukan pembacaan kitab berzanji pada hari-hari tertentu, seperti setiap malam jumat untuk kaum hawa dan setiap malam selasa untuk kaum adam. Pembacaan kitab berzanji sendiri, bagi kaum hawa dilaksanakan di rumah masing-masing warga dengan cara bergilir setiap seminggu sekali, sedangkan pembacaan berzanji kaum adam dilaksanakan dimasjid / mushola desa setempat. Dalam acara tersebut, selalu ada makanan yang dihidangkan sebagai ungkapan rasa syukur dan nikmat hidup serta mengharap syafa'at dari Nabi agung Muhammad SAW.

Meneladani Nabi Muhammad melalui pembacaan kitab Barzanji, menjadi bukti kecintaan dan rasa hormat kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang semata-mata tidak berupa tindakan dan ucapan saja dalam perayaan dan peringatan maulid, namun juga perlu kesadaran dari diri masing-masing bahwa suri tauladan yang baik, dihormati oleh seluruh umat islam sepatutnya menjadi teladan dalam menjalin kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline